Berawal dari 5 Bungkus, Kini Jumat Berbagi Salurkan Ratusan Nasi Kotak Setiap Pekan

Loading...

Ini tentang sebuah hal baik. Juga kabar gembira di tengah begitu banyak kabar kesedihan. Karena negeri ini masih dilingkari pandemi Covid-19.

Nurali Mahmudi – Tanjungpinang

Syahputra, belum tentu semua warga Kota Tanjungpinang mengenalnya. Atau kalau sangat banyak yang mengenalnya mungkin malah patutu curiga.

Jangan-jangan Syahputra yang dimaksud dan menjadi tokoh utama dalam tulisan ini salah orang.

Beberapa tahun lalu, orang Islam yang salat Jumat di masjid akan langsung pulang ketika ibadah selesai. Selesai di sini bukan begitu imam mengucapkan salam langsung bergegas, namun hingga doa terakhir.

Sekarang ada pemandangan yang berbeda, ada tumpukan nasi, snack, roti, makanan lain serta minuman yang bisa diambil gratis oleh jemaah. Tentu, kebanyakan dari mereka anak kecil yang suka cita usai salat Jumat mendapatkan makanan.

“Setidaknya anak-anak merasa senang berangkat ke masjid. Tentu bukan karena makanannya, namun membiasakan anak-anak ke masjid tentu hal baik,” demikian tutur Sunardi, warga Seijang yang memiliki anak selalu mengingatkan agar Jumatan lebih awal.

“Sesampai di rumah makanannya nggak dimakan, ditaruh meja. Hanya semangat mengambilnya bersama anak-anak sebayanya setelah salat,” kata Sunardi.

jumat-berbagi-masjid-ke-100

Adalah Syahputra yang awalnya meletakkan lima bungkus nasi bungkus di Masjid Alfurqon, Jalan Pemuda, Tanjungpinang. Pakai uang pribadinya.

Lambat laun apa yang dilakukannya dilakukan oleh jemaah lain hingga kini bisa dilihat di banyak masjid di kota ini setiap hari Jumat.

Syahputra memang hobi melakukan hal-hal seperti ini. Di sela-sela kesibukannya menjemput nasi kotak ke tempat donatur setiap Jumat pagi lalu membagikannya sendiri ke sejumlah masjid, ia tak melupakan kebaikan lain.

Ia juga menggagas Bersih Masjid. Jika Jumat Berbagi dilakukan setiap Jumat, maka Bersih Masjid setiap minggu. Lokasi masjid yang akan dibersihkan dishare di grup WhatsApp.

Tak perlu mengingatkan, yang tak punya kesibukan hari itu biasanya datang untuk berkumpul bersama dan membersihkan masjid bersama-sama juga.

Soal Jumat Berbagi, setiap Jumat ada ratusan nasi kotak hasil sumbangan dremawan dan donatur yang dibagikan. Per Jumat ada dua sampai tiga masjid yang mendapatkannya.

“Kami bagikan ke masjid-masjid yang berbeda di kecamatan berbeda,” ujarnya.

Hobinya berbuat baik diganjar Allah dengan usaha jasa bersih rumah yang kini membawahi belasan karyawan. Dari usaha modal dengkul, hanya kain pel, ember dan cairan pewangi, tak ada yang menyangka usaha Syahputra akhirnya membesar.

Dan Syahputra bisa membeli kendaraan roda empat. Kendaraan inilah yang digunakannya setiap Jumat menjemput nasi kotak juga untuk urusan jasa bersih rumah.

Jumat besok, 13 Agustus 2021, merupakan momen spesial bagi Syahputra. Sebuah kegembiraan yang luar biasa baginya, sambil tak henti mengucapkan syukur.

Jumat besok genap sudah Jumat Berbagi membagikan nasi kotak ke masjid yang ke-100.

Apakah target 100 masjid berarti program ini akan disudahi? Bukan, justri Syahputra akan semakin rajin mengajak kita untuk berdonatur.

Jangan juga dibayangkan 200 atau 300 nasi kotak per Jumat berasal dari satu penyumbang. Ada yang menyumbang melalui rekening, ada yang memberikannya dalam bentuk nasi kotak.

Kemasannya juga beragam, karena ada katering, restoran, komunitas, rumah makan juga pribadi yang menyumbang. Dan Syahputra menjemputnya ke setiap lokasi donatur.

Khusus donatur yang transfer ke rekening, akan diambil Kamis dan Jumat paginya diserahkan ke tukang masak untuk dibuatkan nasi kotak. Nilai nasi kotak Rp15 ribu.

“Jadi mau transfer Rp15 ribu boleh, sudah dapat satu nasi kotak,” ujar Syaputra.

Tak ada yang mengucapkan selamat atas prestasi ini, namun doa-doa baik dari banyak orang akan ditujukan untuk Syahputra. Meski ia tak pernah berpikir seperti itu. ***

Loading...