Dianggap Pencitraan, Rahma: Saya Niati Semuanya untuk Kebaikan

Loading...

Suarasiber.com – Wali Kota Tanjungpinang menanggapi suara-suara sumbang yang menyoroti tindakannya sebagai kepala daerah. Kali ini ada yang menganggap pemberian sejumlah bantuan untuk warga hanya sekadar pencitraan.

Melalui sebuah grup WhatsApp, Minggu (9/5/2021) Rahma memberikan jawaban atas kritikan yang dialamatkan kepadanya.

Hingga saat ini, Wali Kota merasa bersyukur masih bisa berbuat untuk kebaikan. “Alhamdulillah segala sesuatu yang saya lakukan tidak terlepas dari niat untuk kebaikan,” katanya.

Wali Kota Tanjungpinang ini pun menyadari dirinya hanyalah manusia biasa. Ia berkaca dari perjuangan Nabi Muhammad saat berdakwah, dimusuhi bahkan dilempar kotoran.

Sebagai manusia biasa, Rahma tidak heran selalu ada yang pro dan kontra dengan kebijakannya. Termasuk dengan pemberian bantuan yang dianggap pencitraan ini.

“Insya Allah saya tidak akan pernah berhenti berbuat kebaikan hanya karena pemdapat seperti ini. Justru seharusnya dia bisa melihat ketulusan dan keikhlasan orang lain. Harusnya disupport, bukan malah sebaliknya menghujat orang,” kata Rahma.

Soal bantuan oleh Rahma ini dikritisi oleh Ketua Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (JPKP) Tanjungpinang, Aditya Prama Rivaldi. Ia meminta Wali Kota Tanjungpinang ini menghentikan publikasi penyerahan bantuan sosial (bansos) dari beberapa instansi, lembaga dan yayasan.

Alasan Aditya, bantuan yang diberikan tidak banyak hanya kepada segelintir orang saja, sehingga masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan akan merasa sedih. “Yang dilakukan tidak salah, tetapi jangan selalu dipublikasikan, kecuali bantuan tersebut cukup banyak dan menyentuh kesemua masyarakat miskin,” kata Aditya.

Ia menambahkan, jika jumlah bantuannya hanya ratusan, cukup dinas terkait yang disuruh turun ke lapangan untuk menghadirinya.

Ketua I DPD Perkumpulan Anak Tempatan (Perpat) Kota Tanjungpinang, Zainal Takdir yang dimintai pendapatnya meminta semua pihak berpikir dengan jernih.

Menurutnya, tak ada salahnya Wali Kota Tanjungpinang turun langsung memberikan bantuan. Karena memang kebiasaannya blusukan untuk berbincang dengan warganya.

Soal publikasi, baik di media online maupun website Pemda, dianggap Zainal hal yang umum dan lazim. Hampir semua Pemda memiliki portal yang dikelola dan isinya tentang kegiatan kepala daerahnya. Tentu saja ada berita-berita lainnya, di luar seremonial.

“Setidaknya warga bisa melihat pemimpinnya memberikan bantuan. Menurut saya yang salah itu yang tidak memberikan bantuan apapun,” kata Zainal.

Senada dengan Zainal, Ketua Forum RT/RW Kota Tanjungpinang, Hasirin pun memberikan komentarnya. Jika Wali kota turun, itu salah satu bentuk pimpinan menemui rakyatnya. Jika dianggap pencitraan, itu tergantung siapa yang menilai.

“Kalau ada warga Tanjungpinang yang telantar, kan sudah ada jalurnya. Sampaikan saja infonya ke RT/RW, lurah atau camat untuk ditindaklanjuti. Kalau wali kota atau pemimpin harus bisa memuaskan semua pihak ya tentunya belum bisa,” ujar Hasirin. (mat)

Loading...