Dianggap Telah Meninggal, Ternyata Jadi Pengusaha Ayam Goreng Sukses di Tanjungpinang

Loading...

Suarasiber.com – Tahun 2006 lalu ada seorang lelaki mengawali jualan ayam goreng yang belakangan dikenal dengan ayam krispi di sudut Swalayan Zoom, simpang Jalan Pamuda, Tanjungpinang.

Hari ini, Purwanto, lelaki tadi sukses menjadi pengusaha ayam goreng. Dari sisi materi, ia bisa dikatakan sangat cukup. Ia juga memboyong orang tua dan empat saudara kandungnya ke Tanjungpinang.

Berkat kesabaran dan keuletan, semuanya sukses.

Jangan lihat Purwanto yang sekarang. Yang bisa berangkat dari rumahnya ke tempat jualan menggunakan mobil. Sementara anak buah bekerja menjual potongan ayam yang bumbunya dibuat Purwanto sendiri.

Gagal mendapatkan modal dari Malaysia karena ditipu, lalu terlunta-lunta di Tanjungpinang, Purwanto pun sempat bekerja sebagai tukang bangunan di Telubakau.

“Yang bantu saya namanya Pak Lurah Yadi, di Telukbakau. Beliau mengajak saya ikut membangun rumahnya, saya ikut jadi kuli bangunan. Terima kasih Pak Yadi,” kenang Purwanto kepada suarasiber.com, beberapa waktu lalu di Batu 5.

Dari hasil kuli bangunan Purwanto mendapatkan upah Rp2,5 juta. Uang itulah yang kemudian dibelikan kayu untuk gerobak, tepung, ayam, minyak goreng dan sepeda onthel.

Dari tempatnya tinggal, numpang di rumah seorang tauke di batu 3, Purwanto mengayuh sepeda ke pangkalannya itu.

Siapa sangka upayanya menjadi jalan hidupnya. Hari pertama ia membawa 3 ekor ayam sebagai modal awal.

“Sore sudah habis, besoknya saya tambah habis lagi, begitu seterusnya hingga habis 100 kilogram daging ayam saat puasa,” ujar Purwanto.

Sayangnya, keluarganya di Cilacap, Jawa Tengah tidak lagi mendapatkan kabar tentang keberadaannya. Dan Purwanto juga memang tak ingin menyusahkan keluarganya ketika hidupnya susah di perantauan.

Saat ayam gorengnya laku, ia baru menulis surat untuk orangtuanya di kampung. Dari balasan surat yang diterimanya, Purwanto pun menangis sesenggukan.

“Saya sudah dinyatakan meninggal di perantauan. Ya keluarga tidak salah karena memang tak ada komunikasi. Orang tua saya sudah melakukan tahlil melepas kepergian saya,” tutur Purwanto dengan mata berkaca.

Rupanya ada orang yang menyampaikan kabar duka ada TKI namanya Purwanto meninggal di Malaysia. Namanya sama namun orangnya berbeda.

Ikuti perjuangan luar biasa seorang Purwanto di tulisan berikutnya. (man)

Loading...