Bule Meksiko Kagum dan Bengong Cara Kerja Pembuat Pelat Nomor Kakilima

Loading...

Suarasiber.com – Teknologi boleh maju di negara mereka, tetapi urusan membuat pelat nomor kendaraan seorang bule asal Meksiko mengakui keahlian orang Indonesia.

Marko, seorang pembuat pelat nomor kendaraan yang membuka kios di belakang Polres Tanjungpinang, Batu 5 Bawah, memiliki pengalaman menarik seputar pekerjaannya.

Suatu ketika ada seorang bule Meksiko ditemani penerjemah dari hotel tempatnya menginap di Lagoi mendatanginya. Rupanya ia sudah memiliki keinginan untuk membuat oleh-oleh semacam tulisan yang dibuat di pelat secara manual.

“Penerjemahnya nanya ke percetakan nggak bisa, karena yang dimaksud bukan itu. Begitu melihat contoh pelat nomor yang saya pajang, langsung menunjuk,” ujar Marko di Jalan Sidorejo, Seijang, Tanjungpinang, Selasa (9/3/2021).

Bule tadi memesan tulisan dalam Bahasa Meksiko pada lembaran pelat berukuran kurang lebih 40-an cm persegi.

Sewaktu melihat Marko menggunakan mal huruf di bawah pelat lalu memukulnya hingga timbul, bule lelaki tadi tampak takjub. “Saya tahunya penerjemah yang menemaninya menanyakan banyak hal kepada saya, dan bule itu mengangguk-angguk setelah dijelaskan,” ungkap Marko.

Nah, kalau yang lebih baru adalah seorang warga negara Malaysia. Tak tanggung-tanggung, remaja lelaki yang berkunjung ke rumah saudaranya di Jalan Matador memesan 5 pelat nomor motor sekaligus.

Menurut orang itu, di Malaysia tak ada pembuat pelat nomor kendaraan seperti di Indonesia. Ia yang merupakan anggota klub motor mengaku harus blusukan di kampung kalau tak ingin kena razia polisi jika meluncur di jalan kota.

“Saya kaget karena begitu jadi sepasang pelat, ia menelepon saudara-saudaranya. Akhirnya bikin 5 pasang,” ungkap Marko.

Bedanya, bentuk pelat nomor motor depan di Malaysia dipasang di samping dan bentuknya melengkung. Sementara yang belakang persegi panjang sama seperti di Indonesia.

Justru orang Malaysia itu memilih warna hitam, khas pelat nomor motor di Indonesia. Sementara di Malaysia dasarnya putih huruf dan angkanya hitam.

“Minta dibuatkan bintanglah, dua warnalah, suenenge ora pol mas arek kuwi (gembira sekali kayaknya anak itu),” kata Marko yang merantau dari Jawa ini. (man)

Loading...