Mengintip Kediaman Pendiri Perpat, Saparuddin Muda yang Multifungsi

Loading...

Suarasiber.com – Rumah pendiri Perkumpulan Anak Tempatan (Perpat), Saparuddin Muda di Bengkong Sadai, Batam, menjadi tempat mengadu banyak hal. Juga tempat kegiatan ibu-ibu bahkan mess santri pondok.

Saat menerima redaksi koran ini, Sabtu (30/1/2021) siang, terlihat sejumlah ibu-ibu berkumpul untuk menyiapkan kegiatan. Sementara di depan rumah, di teras, beberapa orang berkumpul. Di lantai atas, ada banyak santri Pondok Tahfiz Yayasan Hang Tuah yang tinggal di kamarnya.

“Banyak orang membangun rumah besar, namun ditempati sendiri. Ini besar, tetapi banyak fungsinya,” ujarnya.

Saat ini Sapar tengah menambah ruang di belakang rumahnya berukuran 5 x 20 meter yang ke depan diyakini pasti ada manfaatnya.

Ruang tamu rumah pria yang dianugerahi gelar Putera Kelana Jaya oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) ini memang tidak besar. Ada di sudut kanan kalau masuk rumahnya, ada beberapa kursi dengan warna kulit merah.

Namun di sekeliling ruang tamu sengaja dibiarkan terbuka, di sini ada musala untuk tamu, lalu ada juga tempat untuk banyak tamu. Lalu ada ruang yang disekat dinding, dan hari itu sejumlah ibu-ibu sedang menyiapkan sebuah kegiatan.

Masjid Jami Kelana Jaya yang berada di samping rumah Saparuddin Muda. Foto – google

Selain di ruang tamunya, Sapar juga kerap mengajak tamunya ngobrol santai di bangku panjang di teras rumahnya. Kursi yang ada cukup untuk menampung belasan tamu. Untuk melengkapi kursi, meja kayu panjang ada di tengah.

“Pasa santri tinggal di atas,” kata Sapar sambil menunjuk ke atas.

Sejak setahun belakangan ini, Sapar memang membangun sebuah pondok tahfiz yang lokasinya persis di ujung halaman rumahnya. Halaman rumahnya sendiri sangat luas, bisa menanpung belasan kendaraan roda empat.

Karena belum semua mess santrinya siap, maka kamar-kamar di lantai atas rumahnya dimenfaatkan sebagai kamar tidur mereka. Diresmikan oleh Ansar Ahmad yang kala itu Calon Gubernur Kepri, saat ini pondok menggratiskan semua biaya pendidikan khusus program tahfiz Al-Qur’an.

Sementara di samping rumahnya, sebuah masjid yang cukup megah berdiri. Sebuah lahan yang ada di depan masjid atau samping Pondok Tahfiz Yayasan Hang Tuah dalam waktu dekat akan berdiri sebuah sekolah tinggi yang memiliki sejumlah jurusan.

Pondok Tahfiz Yayasan Hang Tuah yang dibangun di ujung halaman rumah Saparuddin Muda. Santri tahfiz diberikan beasiswa full. Foto – suarasiber

Berbagai kalangan yang datang. Sekadar bertamu, ngobrol santai yang serius. Selama hampir 21 tahun menakhodai Perpat Kepri, koleganya tentu banyak. Dari pejabat pemerintahan, petinggi Parpol di Jakarta hingga kalangan militer.

“Sudah ada belasan anggota Perpat yang jadi anggota dewan, banyak yang jadi kontraktor dan pekerjaan lain,” pengakuan Sapar. Lalu yang menjadi Polri dan TNI juga tidak sedikit, baik di Kepri atau provinsi lain. Termasuk beberapa anak angkatnya.

Ia lantas menyebut nama-nama anggota DPRD, baik provinsi atau kota dan kabupaten yang pernah duduk dalam kepengurusan Perpat. Bisa di DPP, DPC atau PAC. Tersebar di 7 kabupaten dan kota di Provinsi Kepri.

Sapar berusaha untuk memberikan apa yang dia bisa lakukan. Termasuk ramainya orang tua siswa yang ngadu anaknya tak diterima di sekolah-sekolah negeri.

Di akhir perbincangan, Sapar berharap rumahnya bisa bermanfaat bagi banyak orang. Ia sangat senang ketika Srikandi Perpat, Puan Perpat, Kartini Perpat hingga Belia Perpat menjadikan rumahnya pusat kegiatan untuk tujuan sosial dan kebaikan lain.

Anda mau sesekali ke sini? Silakan… (mat)

Loading...