Ada Azan Serukan Jihad, Wamenag Sebut Tak Relevan

Loading...

Suarasiberdotcom – Lantunan azan yang diselipkan seruan untuk berjihad lagi ramai di media sosial. Polisi pun turun tangan untuk mengungkapnya.

Salah satu lokasi yang didatangi polisi ialah Petamburan. Kapolsek Tanah Abang Kompol Singgih Hermawan, Senin (30/11/2020) mengatakan polisi ke lokasi ini untuk mencari kebenarannya.

Singgih berpesan agar masyarakat tidak terpancing dengan peristiwa tersebut.

Sementara Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar menyampaikan salah satu azan yang menyelipkan kata jihad ada di masjid yang berada di sekitar lingkungan Petamburan, Jakarta Pusat adalah wajar.

Azan sengan seruan jikah diakuinya tak hanya di Petamburan, namun juga di beberapa tempat termasuk Bogor.

Ia menilai seruan azan dengan lafaz jihad merupakan hal yang wajar karena menilai ada ketidakadilan kepada ulama yang tak sepaham dengan pemerintah. Ia meminta ada perlakuan yang sama di sektor hukum.

Kementerian Agama merespons masalah itu. Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengaku belum memahami konteks dari pembuatan video tersebut, apakah hal itu sebatas membuat konten media sosial atau ada pesan khusus yang ingin disampaikan.

Zainut menegaskan seruan jihad dalam pengertian perang sangat tidak relevan disampaikan dalam situasi damai seperti di Indonesia saat ini.

“Jika seruan itu dimaksudkan memberi pesan berperang, jelas tidak relevan. Jihad dalam negara damai seperti Indonesia ini tidak bisa diartikan sebagai perang,” kata Zainut dalam keterangan resminya, Senin (30/11/2020).

Ketua Pengurus Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas, dalam keterangannya meminta masyarakat tidak terhasut. Apalagi sampai terprovokasi.

Agama jelas melarang keterpecahbelahan dan menyuruh kita bersatu dan mewujudkan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat, ujarnya.

Diketahui dari video yang beredar ada seorang muazin yang mengumandangkan azan, tetapi menyelipkan kata ‘Hayya Alal Jihad’. Adapun jemaah yang berada di belakang muazin itu turut mengikutinya menyerukan ‘Hayya Alal Jihad’ sambil mengepalkan tangan ke atas.

Pernyataan juga disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia mengaku belum menemukan dasar hadits yang menjadi dasar dari azan tersebut.

Ia pun menyarankan aparat berwajib menyelidiki perihal video tersebut. Ia pun meminta agar video tersebut diblokir agar tidak terus beredar dan meresahkan masyarakat.

Habib Novel bin Muhammad Alaydrus yang merupakan pimpinan Majelis Ilmu dan
Dzikir Ar-Raudoh, Solo, mengatakan bahwa mengubah azan seperti itu tidak dibenarkan dan bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Melalui postingan vdeo di medsos berjudul Jangan Terprovokasi, Habib Novel Alaydrus mengajak umat Islam agar mengabaikan video azan yang sedang viral tersebut karena mengubah ajakan salat menjadi ajakan jihad. (mat)

Loading...