Pemekaran Desa oleh Alias Wello Disambut Antusias oleh Warga

Loading...

Suarasiber.com – Lambannya perkembangan desa di Kabupaten Bintan, meski sudah dikucuri dana miliaran rupiah setiap tahun, adalah luasnya rentang wilayah.

Selain karena berbagai faktor lainnya. Seperti manajemen sumber daya manusianya.

Dana miliaran rupiah untuk setiap desa itu berasal dari APBN. Dan, setiap Pemkab juga diharuskan mengucurkan anggaran untuk desa dari APBD.

“Minimal, setiap desa bisa mendapat sekitar Rp2 miliar per tahun. Bahkan lebih.

Tapi, kalau wilayahnya terlalu luas dan warganya banyak dana segitu masih kurang.

Solusinya, desa-desa yang ada harus dimekarkan. Ini yang akan kita lakukan, untuk memacu kemakmuran warga desa,” kata Alias Wello di Kampung Rekoh, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan, Kamis (19/11/2020) petang.

Ucapan Alias Wello disambut tepuk tangan gemuruh dari warga. Dan, disambung Alias Wello, pemekaran desa, kelurahan dan kecamatan termasuk program prioritasnya.

Bayangkan, ujar Alias Wello, jika desa ini (Penaga, red) dimekarkan menjadi dua. Dan, masing-masing akan menerima dana yang sama. Tentu, warganya bisa lebih makmur.

Alias Wello tak asal ngecap, tapi sudah melakukannya di Kabupaten Lingga. Dan, kini Lingga punya 86 desa. Sedangkan Kabupaten Bintan hanya ada 36 desa.

Ditambahkan Alias Wello, pemekaran desa tak hanya untuk mempercepat kemakmuran warga. Tapi juga mendekatkan rentang kendali.

Begitu juga dengan kelurahan dan kecamatan. Itu juga tujuan akan dimekarkannya Pangkil, menjadi kecamatan sendiri.

“Jadi warga di pulau sane tak bebolak-balek kemari kalau nak urusan,” ucap Alias Wello, yang disambut tepuk tangan warga. (mat) 

Loading...