Tolak Balak dengan Mandi Safar

Loading...

Suarasiber.com – Mandi Safar yang dilaksanakan rutin setiap Rabu terakhir bulan Shafar, adalah sebuah tradisi turun temurun masyarakat Melayu sejak zaman kejayaan kerajaan Melayu di Kepri.

Tradisi lama yang terus dipertahankan hingga zaman now ini, bertujuan untuk menolak balak. Atau musibah, penyakit dan segala ketidakbaikan yang mungkin datang.

Selain tolak balak yang dilakukan dengan memohon kepada Allah SWT itu. Sekaligus berdoa meminta segala kebaikan untuk masyarakat.

Ritual kegiatan itu ditandai dengan mandi bersama. Ada yang melakukannya di tepian sungai. Seperti yang dilakukan warga Penaga, Bintan, Rabu (14/10/2020).

“Mandi Safar ini sudah ade sejak saye kecik lagi,” kata Jono, salah seorang Ketua RW di Penaga.

Jono bercerita, seusai ritual Mandi Safar, mereka akan menggelar doa selamat. Di samping meminta menolak segala balak yang menyusahkan masyarakat.

“Kite meminte kepade Allah SWT agar semue diberi kebaikan. Mane yang sakit diberi kesembuhan juge,” imbuhnya.

Sebuah ritual rutin tahunan yang sejatinya bisa dikemas menjadi event wisata. Sebagaimana yang dilakukan di sejumlah daerah di Tanah Air.

Seperti di Lingga dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di Kabupaten Lingga, Mandi Safar untuk tolak balak ini sudah dilaksanakan sejak era Kerajaan Riau Lingga.

Kini, kegiatan ini dijadikan event wisata dan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga.

Dikemas sebagai obyek wisata sejarah dan budaya, yang melibatkan banyak orang. Biasanya, event ini dilaksanakan di lokasi replika Istana Damnah, Daik, Lingga.

Namun, acara itu juga dilaksanakan di Balai Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga.

Itu sebabnya, Alias Wello (AWe) cabup Bintan yang juga Bupati Lingga 2016 – 2021, memastikan akan menjadikan Mandi Safar dan tolak balak di Penaga, Bintan sebagai event wisata.

Sekaligus menjadi obyek wisata desa, khususnya di Desa Penaga, Bintan. AWe memang ingin mengubah desa-desa di Bintan menjadi desa yang mandiri.

Salah satunya dengan membuat event wiaata desa sebagai obyek agrowisata. Diyakini, jika ekonomi desa bergerak kencang warganya akan lebih sejahtera. (mat)

Loading...