Komjen Arief Sulistyanto: Pemimpin Itu Harus Memberi Manfaat, Bukan Memanfaatkan

Loading...

JAKARTA (suarasiber) – Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Arief Sulistyanto MSi, Kepala Lemdiklat Polri mengatakan, seorang pemimpin dituntut mampu menjadi teladan. Juga harus bisa dan berani mengajak pada kebaikan.

“Perlu saya ingatkan, jadi pemimpin itu harus bisa memberikan manfaat, bukan memanfaatkan.

Orientasinya hanya satu kepada visi organisasi dan memberi manfaat pada organisasi serta masyarakat.

Jangan terbalik! Ketika mendapat jabatan orientasinya apa yang bisa saya peroleh,” kata Arief saat memberikan arahan ke peserta didik Sespimmen Dikreg ke-60 dan Sespimti Dikreg ke-29.

Arahan diberikan dalam rangka pembekalan akhir menjelang penutupan pendidikan, Rabu (14/10/2020).

Sespimmen dan Sespimti

Sespimmen adalah Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah merupakan pendidikan kedinasan untuk mendidik calon pimpinan menengah Polri.

Tahun ini diikuti oleh 240 orang peserta yang berasal dari perwira menengah Polri, yang berpangkat Kompol dan AKBP serta siswa tamu dari TNI dan manca negara.

Sedangkan, Sespimti adalah Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi yang tahun ini diikuti oleh 86 peserta terdiri dari 68 Pamen Polri berpangkat Kombes, 17 Pamen TNI berpangkat Kolonel dan 1 orang peserta dari Kejaksaan.

Mereka dididik selama 7 bulan untuk diberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan manajeral dan leadership sesuai dengan levelnya.

Pembekalan diberikan oleh Kapolri yang diwakili oleh Wakapolri dan Panglima TNI yang diwakili oleh Kasum TNI serta Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto.

Dalam arahannya, Arief banyak memberikan arahan tentang kepemimpinan dan tanggung jawab sebagai pemimpin.

Belajar Itu hingga ke Liang Lahat

Arief juga mengingatkan, meski pendidikan ini hampir usai. Namun, proses belajar masih terus berlangsung sepanjang hayat. Belajar baru akan berhenti saat sampai di liang lahat.

“Yang penting setelah pendidikan, apa yang dilakukan untuk jadi pemimpin.

Jadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak cukup hanya formalitas. Jadi pemimpin perlu pembuktian.

Harus bisa membedakan mana keinginan mana kebutuhan,” ujar Arief.

Kepada para peserta didik, Arief juga menegaskan agar jangan pernah menganggap remeh jabatan atau pekerjaan.

Walaupun hanya menjadi staf. Karena, semuanya itu (jabatan dan pekerjaan) memberikan pengalaman yang luar biasa. (mat) 

Loading...