Alias Wello Sangat Anti “Mengemis” Upeti ke Pegawai, Ini Sebabnya

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Upeti atau setoran dari bawahan ke atasan sudah jamak terjadi di lingkungan pemerintahan.

Uang upeti diambil dari segala sumber. Mulai dari pemotongan uang perjalanan dinas sampai penipuan laporan kegiatan.

Seperti, kegiatan 2 hari dilaporkan 3 hari. Atau, perjalanan dinas 3 orang dibuat 6 orang dan anggaran konsumso 10 orang dibuat untuk 100 orang.

Upeti disetorkan secara berjenjang dari mulai dari pejabat pemegang kegiatan atau pejabat eselon IV ke eselon III.

Kemudian, dari eselon III ke pejabat eselon II. Dan, selanjutnya bermuara ke kepala daerah.

Bahkan, ada juga kepala daerah yang langsung meminta upeti ke pejabat eselon IV atau III.

Akan tetapi, ada juga kepala daerah yang menolak keras segala bentuk upeti, setoran atau apapun namanya dari pegawainya.

Alias Wello, Bupati Lingga yang kini maju ke Pilkada Bintan, adalah salah seorang diantaranya.

“Kalau aku ambik atau mau terime upeti dari pegawai, same je aku ngajar diorang jadi koruptor.

Itu tak boleh jadi. Kalau duet anggaran dikorupsi, tak cukup duit untuk membangun daerah,” kata Alias Wello, dalam perbincangan dengan suarasiber.com.

Promosi Jabatan Bebas Upeti dan Nepotisme

Alias Wello yang biasa disapa AWe memastikan promosi jabatan pegawai sama sekali tidak menggunakan upeti atau hal lain.

AWe juga memastikan promosi jabatan bukan karena nepotisme. “Kerje je baek-baek, aku pasti promosikan jabatannya,” tegas AWe.

Tak hanya dari pegawai atau bawahannya, AWe juga menolak keras setiap upeti dari calon investor atau dari pengusaha. Apalagi, meminta-minta upeti kepada pengusaha.

Dalam berbagai kesempatan bertemu dengan warga Bintan, AWe menyampaikan hal itu. Dia memastikan semua perizinan darinya diberikan gratis 100 persen.

AWe hanya minta tiga hal ke setiap calon investor, mau menerima naker lokal bisa bekerja, mau menjalin kerjasama dengan badan usaha daerah dan mau menjaga lingkungan hidup di sekitarnya.

Larang Keluarga Main Proyek Pemerintah

Anak petani ini, juga memastikan lelang semua proyek atau kegiatan pembangunan dilakukan secara fair. Dan, tanpa upeti sama sekali.

“Kalau ade pegawai aku yang ketahuan nak ngatur proyek untuk si A atau si B, aku copot,” tukas AWe, yang anak petani ini.

Jangankan pegawai atau pejabatnya, AWe juga melarang keras keluarganya ikut campur urusan semua proyek pemerintahan. Dan, semua itu sudah dibuktikannya di Pemkab Lingga.

Alias Wello adalah antitesis kepala daerah penikmat upeti, setoran dan sejenisnya. Atau, penikmat jabatan yang menumpang hidup dari APBD.

“Seperti inilah aku. Masa kecik aku sangat susah. Jadi, aku sudah sangat bersukur atas segala nikmat yang sudah diberikan Allah SWT saat ini.

Tak perlu lagi nak hidup dari APBD. APBD itu uang rakyat. Uang untuk membangun kesejahteraan mereka,” tegas AWe. (mat) 

Loading...