John F Kennedy dan Puisi Alias Wello

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Selain sebagai politisi, Alias Wello dikenal sebagai pecinta puisi dan sekaligus penyair.

Bagi pria sederhana yang biasa disapa AWe, puisi sudah mendarah daging.

Bahkan, sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dia sudah terbiasa naik turun panggung membaca puisi.

Said Barakhbah, adalah salah seorang gurunya, yang membuat AWe, mencintai puisi. Tak hanya membaca tapi sekaligus menulis puisi.

Tak heran, jika dia mampu menulis tiga puisi sekaligus di sela waktu pendaftaran bapaslon bersama Dalmasri Syam di Kantor KPU Bintan, Jumat (11/9/2020).

Keduanya, akhirnya bisa mendaftar setelah berakrobat terlebih dulu.

Ada banyak rasa tercipta, yang jika diluahkan perlu kolam yang luas untuk menampungnya.

Sebagai pecinta puisi dan penyair, AWe meluahkannya dalam sebuah puisi yang berjudul, Panggil Aku Jebat. Puisi itu, kemudian dibacakan dengan penuh improvisasi.

Panggil Aku Jebat

Ambil sebilah tameng sari
Hunjam Aku dari depan !!
Jangan tikam aku dari belakang
Agar Aku tak mati dalam fitnah
Panggil Aku jebat
Panggil Aku jebat
Panggil Aku jebat
Kan Ku jaga tanah ini
Negeri bermarwah
Negeri bergantang-gantang lada
Engkau lawan
Aku lawan!

Lantang dan nyaring suaranya, sama seperti saat AWe membaca puisi di panggung Graha Bakti Budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta tahun 2016.

Wapres Jusuf Kalla, saat itu pun ikut membaca puisi di panggung itu.

Saat itu, AWe membacakan puisi yang berjudul Mengadu Pada Presiden. Puisi hasil ciptaannya sendiri itu dibacakan di event Anugerah Hari Puisi Indonesia (HPI).

Ada jeritan di puisi itu, ada harapan, ada sentuhan kepada presiden. Agar, pembangunan di Lingga lebih ditingkatkan. Dan, juga ada promosi tentang keindahan alam Lingga.

Puisinya itu seperti sebuah permintaan kepada pemimpin negara, yang disampaikan melalui seni berpuisi. Seni yang indah, cantik dan halus

Seperti sebuah ucapan dari John F Kennedy, mantan Presiden Amerika Serikat ke-35, “Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya.” (mat) 

Loading...