Belajar dari Anji, YouTube: Content Creator Hati-hati Bicara!

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – YouTube mengingatkan para content creator agar hati-hati menayangkan videonya. Jika tidak, maka kasus seperti Anji dan narasumbernya Hadi Pranoto akan membuat repot sendiri.

Dalam webinar dengan sejumlah media di Asia Pasifik, kemarin, YouTube buka suara soal maraknya YouTuber yang misinformasi. Perusahaan ini bicara mengebai sikap mereka mengatasi hoax selama pandemi Covid-19.

Ternyata kasus seperti Anji juga terjadi di negara lainnya. Untuk itu PM Director Trust & Safety Youtube, Jennifer Flannnery O’Connor meminta agar content creator hati-hati bicara.

YouTube memiliki content policy dan petunjuk jelas video macam apa yang melanggar aturan kita. Para kreator harusnya melihat dan mempelajarinya dahulu.

Meski konten berbahaya hanya 1 persen dari total konten yang ada, YouTube berpesan agar hati-hati kalau tak ingin rugi sendiri.

VP Product Management Youtube, Woojin Kim mengatakan YouTuber wajib mereview kontennya sebelum diunggah. Semuanya akan masuk ke machine based detection.

Diakui Kim, dengan ketatnya aturan masih saja ada yang kucing-kucingan berharap kontennya lolos dari pemantauan. Padahal kontennya berbau berita bohong. Sementara untuk memeriksanya YouTube menggunakan perpaduan manusia dan mesin.

Selama pandemi Covid-19, para reviewer YouTube banyak bekerja dari rumah. Namun dipastikan mereka tetap bekerja dari rumah.

Risiko yang dialami seorang YouTuber yang melanggar algoritma ialah, konten mereka ditandai (flagged) oleh YouTube, tidak bisa dimonetisasi dan ujungnya dihapus.

Nah, buat kalian yang berangan-angan membangun konten YouTube, dengar ya nasihat para pakarnya. Jangan asal publish, salah-salah bukan untung, melainkan buntung. (mat)

Loading...