Gara-gara Petir, Pelanggan Listrik di Pulau Bintan Jadi Anak Tiri, Begini Ceritanya

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Pelanggan PLN di Pulau Bintan dan Kota Tanjungpinang, ternyata dianggap sebagai anak tiri dalam pelayanan listrik Batam Bintan.

Dianggap pelanggan gratisan.

Sambaran petir yang disebut menghantam transmisi 150 kV, yang menghubungkan kelistrikan antara Pulau Batam dengan Pulau Bintan, menjadi bukti.

Saat aliran listrik kembali pulih setelah hantaman petir itu, pelanggan listrik di Pulau Bintan harus rela dibelakangankan.

Nyalakan dulu listrik untuk pelanggan Batam. Untuk pelanggan di Pulau Bintan dan Tanjungpinang, belakangan.

Tak heran jika di wilayah Seijang, Tanjungpinang aliran listriknya sudah tak mengalir hingga sekitar 19 jam.

Atau, sejak Kamis (4/6/2020) pukul 19.30 hingga Jumat (5/6/2020) sekitar pukul 14.00.

“Ada kesan dianaktirikan. Karena harus menunggu keseluruhan wilayah abatam normal kembali. Setelah itu baru bisa dilakukan pengiriman ke Bintan.

Pelanggan di Tanjungpinang dianggap kelas 2, yang listriknya tidak bayar,” kata Rudi Chua, anggota DPRD Provinsi Kepri kepada suarasiber.com, Jumat (5/6/2020).

Kondisi itu, ujar Rudi, seharusnya bisa memaksa Pemprov Kepri, Pemkab Bintan dan Pemko Tanjungpinang “bangun”.

Dan, menggesa pembangunan PLTU 200 MW di Kijang, yang hingga kini terkendala lahan. Agar, tidak menjadi anak tiri, jika petir datang lagi.

Informasi yang diperoleh redaksi, sejak siang sebagian jaringan listrik ke Pulau Bintan sudah mengalir lagi. Namun, prioritasnya untuk wilayah Lagoi.

Sehingga, untuk wilayah lainnya di Pulau Bintan harus menunggu PLTU Tanjungkasam aktif.

Diprediksi, untuk pelanggan lainnya di wilayah Pulau Bintan baru bisa menyala lagi sore.

Kerusakan akibat sambaran petir ini, ucap Rudi, juga membuktikan buruknya kemampuan manajemen PLN di Batam Bintan, mengatasi masalah.

Masalah (petir) yang seharusnya sudah bisa diprediksi sejak dulu, ternyata membuat manajemen gagap. (mat) 

Loading...