Panduan Salat Idul Fitri di Rumah dari MUI

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) resmi menerbitkan fatma, yang membolehkan Salat Idul Fitri boleh dilaksanakan di rumah, Rabu (13/5/2020).

Di fatwa MUI No 28 Tahun 2020 tentang panduan kaifiat takbir dan shalat Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19, disampaikan juga tata cara salat Id.

Berikut isi lengkap fatwa tersebut:

I. Ketentuan Hukum

  1. Salat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah yang menjadi salah satu syi’ar keagamaan (syi’ar min sya’air al-Islam).
  2. Salat Idul Fitri disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, sedang di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), secara berjamaah maupun secara sendiri (munfarid).
  3. Salat Idul Fitri sangat disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah di tanah lapang, masjid, mushalla dan tempat lainnya.
  4. Salat Idul Fitri berjamaah boleh dilaksanakan di rumah.
  5. Pada malam Idul Fitri, umat Islam disunnahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, tasbih, serta aktifitas ibadah.

II. Ketentuan Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Kawasan COVID-19

  1. Salat Idul Fitri boleh dilaksanakan dengan cara berjemaah di tanah lapang, masjid, musala, atau tempat lain bagi umat Islam yang:
    a. berada di kawasan yang sudah terkendali pada saat 1 Syawal 1441 H, yang salah satunya ditandai dengan angka penularan menunjukkan kecenderungan menurun dan kebijakan pelonggaran aktivitas sosial yang memungkinkan terjadinya kerumunan berdasarkan ahli yang kredibel dan amanah.

b. berada di kawasan terkendali atau kawasan yang bebas COVID-19 dan diyakini tidak terdapat penularan (seperti di kawasan pedesaan atau perumahan terbatas yang homogen, tidak ada yang terkena COVID-19, dan tidak ada keluar masuk orang).

  1. Salat Idul Fitri boleh dilaksanakan di rumah dengan berjamaah bersama anggota keluarga atau secara sendiri (munfarid), terutama yang berada di kawasan penyebaran COVID-19 yang belum terkendali.
  2. Pelaksanaan salat Idul Fitri, baik di masjid maupun di rumah harus tetap melaksanakan protokol kesehatan dan mencegah terjadinya potensi penularan, antara lain dengan memperpendek bacaan shalat dan pelaksanaan khutbah.

III. Panduan Kaifiat Salat Idul Fitri Berjamaah
Kaifiat salat Idul Fitri secara berjemaah adalah sebagai berikut:

  1. Sebelum salat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
  2. Salat dimulai dengan menyeru “ash-shalâta jâmi‘ah”, tanpa azan dan iqamah.

Memulai dengan niat shalat Idul Fitri, yang jika dilafalkan 3. berbunyi; أُصَ لِي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرَََِرَكْعَتَيْنََِ)مَأْمُوْمًا\إِمَامًا( لله تعالى َ
“Aku berniat salat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

  1. Membaca takbiratul ihram )الله أكبر( sambil mengangkat kedua tangan.
  2. Membaca doa iftitah.
  3. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلَََ إِلَهَ إِلََّ اللهَُ وَاللهُ أَكْبَرَُ

  1. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
  2. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
  3. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca: .سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلََ إِلَهَ إِلََّ اللهَُ وَاللهُ أَكْبَرَُ
  4. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
  5. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
  6. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

IV. Panduan Kaifiat Khutbah Idul Fitri

  1. Khutbah ‘Id hukumnya sunnah yang merupakan kesempuranaan salat Idul Fitri.
  2. Khutbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khutbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
  3. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali

b.Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca

الحمد لله
c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan

اللهم صل على سيدنا محمدmembaca
d. Berwasiat tentang takwa.

e. Membaca ayat Al-Qur’an

  1. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali

b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca

الحمد لله
c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan

اللهم صل على سيدنا محمدmembaca
d. Berwasiat tentang takwa.

e. Mendoakan kaum muslimin

V. Ketentuan Salat Idul Fitri di Rumah

  1. Salat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjemaah dan dapat dilakukan secara sendiri (munfarid).
  2. Jika salat Idul Fitri dilaksanakan secara berjemaah, maka ketentuannya sebagai berikut:

a. Jumlah jemaah yang salat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum.

b. Kaifiat salatnya mengikuti ketentuan angka III (Panduan Kaifiat Salat Idul Fitri Berjemaah) dalam fatwa ini.

c. Usai salat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan angka IV dalam fatwa ini.

d. Jika jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan salat jamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka salat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.

  1. Jika salat Idul Fitri dilaksanakan secara sendiri (munfarid), maka ketentuannya sebagai berikut:
    a.Berniat salat Idul Fitri secara sendiri yang jika dilafalkan berbunyi; أُصَ لِي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرَََِرَكْعَتَيْنَِ لله تعالى َ

b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan (sirr).

c. Tata cara pelaksanaannya mengacu pada angka III (Panduan Kaifiat Salat Idul Fitri Berjamaah) dalam fatwa ini.

d. Tidak ada khutbah.

VI. Panduan Takbir Idul Fitri

  1. Setiap muslim dalam kondisi apapun disunnahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, tahlil menyeru keagungan Allah SWT.
  2. Waktu pelaksanaan takbir mulai dari tenggelamnya matahari di akhir ramadhan hingga jelang dilaksanakannya shalat Idul Fitri.
  3. Disunnahkan membaca takbir di rumah, di masjid, di pasar, di kendaraan, di jalan, di rumah sakit, di kantor, dan di tempat-tempat umum sebagai syiar keagamaan.
  4. Pelaksanaan takbir bisa dilaksanakan sendiri atau bersama-sama, dengan cara jahr (suara keras) atau sirr (pelan).
  5. Dalam situasi pandemi yang belum terkendali, takbir bisa dilaksakan di rumah, di masjid oleh pengurus takmir, di jalan oleh petugas atau jamaah secara terbatas, dan juga melalui media televisi, radio, media sosial, dan media digital lainnya.
  6. Umat Islam, pemerintah, dan masyarakat perlu menggemakan takbir, tahmid, dan tahlil saat malam Idul Fitri sebagai tanda syukur sekaligus doa agar wabah COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT.

VII. Amaliah Sunnah Idul Fitri

Pada hari Idul Fitri disunnahkan beberapa amaliah sebagai berikut:

  1. Mandi dan memotong kuku
  2. Memakai pakaian terbaik dan wangi-wangian
  3. Makan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri
  4. Mengumandangkan takbir hingga menjelang shalat.
  5. Melewati jalan yang berbeda antara pergi dan pulang
  6. Saling mengucapkan selamat (tahniah al-id) antara lain dengan mengucapkan تقبل الله منا و منكم . (mat)
Loading...