Kala The Black Death Membunuh 50 Juta Orang di Eropa hingga Virus Corona di London dan Lockdown

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Wabah virus corona (covid-19) di Inggris sudah menjangkiti sekitar 154.038 ribu orang. Dan, sekitar 20.797 orang di antaranya mengalami kematian di negeri yang diliterasi intersional disebut United Kingdom (UK).

Angka itu dicatat dan dirilis oleh John Hopkins University and Medical, Selasa (28/4/2020) pukul 01.20 WIB.

Jumlah itu memang masih jauh di bawah Amerika Serikat (AS), yang sudah mengonfirmasi sekitar 972.969 orang warganya terjangkit dan sekitar 55.118 orang di antaranya tewas di tangan virus corona.

Bagi UK, angka kematian melebihi 20 ribu orang itu juga masih di bawah jumlah yang tewas karena wabah pes sekitar tahun 1665 -1666.

Saat itu sekitar 100 ribu orang warga London yang tewas karena pes. Sejarah mencatat, jumlah kematian sebesar itu terjadi dari sekitar Mei 1665 hingga sekitar September 1666.

Jumlah itu berarti sekitar seperempat dari populasi penduduk di ibu kota UK tersebut. Ketika itu, populasi di London berjumlah sekitar 450 ribu orang.

Dari penelusuran suarasiber.com di berbagai literasi, diketahui wabah pes disebabkan oleh kutu yang hidup di tubuh tikus. Khususnya, tikus hitam.

Kutu di tubuh tikus hitam tersebut, menjadi tempat berkembangnya bakteri Pestis Yersinia. Jika kutu itu menggigit tubuh manusia, bakterinya langsung menyerang.

Hanya sekitar sepekan bagi bakteri itu untuk membunuh manusia. Sejumlah jaringan tubuh orang yang tewas karena bakteri ini, menjadi hitam.

Itu sebabnya, penyakit yang kala itu tidak diketahui karena apa, disebut juga dengan the black death atau maut hitam.

Lingkungan London yang jorok kala itu, menjadi habitat subur bagi tikus hitam, yang dihinggapi bakteri Pestis Yersinia.

Kutu-kutu yang menjadi inang bakteri menyebar luas dibawa tikus hitam di London. Terbatasnya pengetahuan di masa itu, selain joroknya lingkungan membuat pes mewabah dengan hebatnya.

Nyaris tidak ada dokter di masa itu yang tahu apa penyebab wabah The Black Death. Hanya kebetulan semata yang membuat wabah itu terhenti.

Kebetulan yang juga menjadi bencana bagi penduduk London, yakni kebakaran besar yang nyaris memusnahkan kota itu. Sekaligus, memusnahkan tikus berikut kutu yang diinangi bakteri Pestis Yersinia.

Bakteri yang sebenarnya sudah hidup subur di Eropa selama ratusan tahun. Atau, sejak sekitar abad 14 atau sekitar tahun 1347 – 1353.

Di sejumlah literasi disebutkan, bakteri itu telah membunuh sekitar 50 juta penduduk Eropa di abad ke-14 atau sekitar 60 persen populasi yang ada.

Kini, London, UK dan Eropa kembali diserang wabah covid-29 yang tak kalah mematikan dari The Black Death. Bedanya, di era modern ini penyebabnya langsung diketahui.

Persamaannya adalah di penyebarannya, sama-sama dibawa manusia dari satu tempat ke tempat lainnya.

Mengingat kesamaannya itu, maka langkah terbaik untuk mencegahnya, adalah membatasi gerak manusia. Bisa berupa lockdown, bisa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan lainnya

Hanya itulah satu-satunya cara mencegah penyebaran virus corona. Apalagi, vaksin atau obat mujarab yang bisa membunuh virus ini belum ditemukan.

Belajar sejarah memang membosankan bagi sejumlah orang.

Tapi, sejarah yang bisa disebut juga sebagai pengalaman hidup manusia, adalah guru terbaik. Untuk menuju hidup yang lebih baik. (sigit rachmat)

Loading...