Akpol Gelar ESQ, Komjen Arief: Wabah Covid-19 Paksa Umat Manusia Introspeksi

Loading...

JAKARTA (suarasiber) – Akademi Kepolisian (Akpol) mengadakan training ESQ (Emotional Spiritual Quostient) Taruna tingkat IV di gedung Manunggal Akademi Kepolisian Semarang mulai, Sabtu (18/4/2020).

ESQ ini merupakan inovasi, karena Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitarda) yang biasanya dilakukan di tengah masyarakat, tidak bisa diadakan.

Oleh karena itu Kalemdiklat Komjen Pol Drs H Arief Sulistyanto MSi, memerintahkan Gubernur Akpol, agar mengganti Latsitarda dengan kegiatan ESQ.

Untuk mempertebal dan mempertahankan daya kepemimpinan para taruna sebagai calon perwira Polri.

Arief, memberikan arahan pada pembukaan Training ESQ di Smart Room IT Center Lemdiklat Polri melalui jaringan video conference.

Kegiatan ini dihadiri oleh Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna, para Pejabat Utama Lemdiklat Polri dan juga narasumber Dr HC Ary Ginanjar (Dr. ESQ) dari Menara ESQ 165.

Berikut adalah sambutan lengkap dari Kalemdiklat Polri di pembukaan Training ESQ Taruna Akpol – Latsitardanus. Yang disampaikan Arief ke suarasiber.com, Senin (20/4/2020).

Arief, menyampaikan ucapan sukur di awal sambutannya. Karena, masih diberikan kesehatan dan keselamatan dalam hadapi pandemi Covid-19.

“Pandemi ini adalah situasi yang tidak kita inginkan, walaupun tidak kelihatan. Tetapi nyata dan membahayakan bagi yang tidak cermat serta waspada.

Wabah ini terjadi dan menimpa di seluruh negara secara global. Menimbulkan dan memaksa seluruh umat manusia untuk melakukan perubahan, penyesuaian, pembenahan dan perbaikan. Di semua aspek kehidupan terhadap kelakuan yang selama ini biasa dilakukan.

Memaksa manusia untuk berkontemplasi dan berintrospeksi terhadap sikap perilaku, cara berpikir dan bertindak selama ini dalam hal hubungan antar manusia (habluminannas). Maupun hubungan manusia dengan Tuhan-nya (habluminallah),” kata Arief.

Menurut Arief, pandemi ini adalah sebuah perubahan yang memang harus dihadapi dan sebagai umat beragama. Harus diyakini bahwa semua yang terjadi ini atas sepengetahuan Allah SWT.

Apakah ini musibah, akibat ulah dan keserakahan manusia sehingga menimbulkan akibat seperti ini. Ataukah ini ujian dari Allah untuk menguji keimanan hamba-Nya.

Yang jelas bahwa semua kejadian yang terjadi dalam kehidupan ini tidak ada yang tidak diketahui oleh Allah SWT. Bahkan sehelai daun yang jatuh pun atas sepengetahuan Allah SWT.

Ditambahkannya, “Kejadian ini harus menyadarkan kita semua bahwa hidup adalah perubahan. Kita hidup dari detik ke detik – menit ke menit dan seterusnya, akan selalu menghadapi perubahan.

Bahkan, sampai di liang lahat pun kita juga akan menghadapi perubahan. Yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri.”

Agar, selalu siap menghadapi perubahan, menjadikan kita orang yang waspada, disiplin, tabah, tawakal, yakin dan percaya kepada Allah SWT.

Dan, melakukan perubahan untuk menghadapi perubahan: ikhtiar dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, pantang menyerah, peduli dengan sesama, bertanggungjawab melakukan inovasi dan daya juang serta kreatifitas sebagai langkah visioner untuk terus dapat menjalankan misi kita dengan baik.

“Seperti yang saat ini kita lakukan, adalah sebagai salah satu bentuk ikhtiar kita semuanya dalam menghadapi perubahan akibat pandemi Covid-19,” imbuh Arief.

Taruna Akpol Dituntut Jadi Pemimpin Berintegritas

Peserta training ESQ (Emotional Spiritual Quostient) Taruna tingkat IV di gedung Manunggal Akademi Kepolisian Semarang mulai, Sabtu (18/4/2020). Foto – lemdiklat polri

Latsitarda Taruna Tingkat IV harus diganti dengan kegiatan ESQ Leadership course. Untuk mempertebal dan memperkuat daya kepemimpinan para taruna sebagai calon perwira Polri.

Program ini, jelas Arief, sebagai langkah inovasi, untuk menyikapi perubahan akibat pandemi. Dan, upaya menanamkan nilai-nilai keimanan dalam leadership para taruna sekalian sebagai generasi penerus kepemimpinan Polri.

Para taruna harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang multidimensional dan kompleks.

Sehingga memerlukan kepemimpinan yang kuat yang memiliki: kejujuran, tanggung jawab yang tinggi; visioner; disiplin; bisa menjalin kerja sama; memimpin dengan adil; memiliki kepedulian terhadap kehidupan yang seimbang dalam hubungannya dengan alam manusia dan Tuhan.

Kesemuanya akan memperkuat integritas sebagai seorang pemimpin, yang harus siap menghadapi tantangan dengan berbekal kompetensi. Untuk siap dan berani berkompetisi dalam persaingan yang sehat maupun yang tidak sehat.

Kepemimpinan yang kuat dan berintegritas akan mampu bertahan dalam menghadapi segala macam situasi. Dan, akan menjadi pemenang ketika meritokrasi dianggap sebagi dolanan (mainan, red). Dan, mimpi buruk serta integritas dianggap sebagai lawakan dan kebodohan.

“Ibaratnya, kalau semua orang gila dan hanya kita sendiri yang waras. Maka, tetaplah bertahan menjaga kewarasan kita diantara orang gila.

Tetaplah berintegritas untuk menjadi orang waras dan tetaplah menjadi orang waras di antara orang gila,” tegas Arief. (mat)

Loading...