Terminal Kijing Selesai 2020, Mampu Tangani Bongkar Muat Peti Kemas 1,95 Juta TEUs Per Tahun

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Terminal Kijing, merupakan bagian dari Pelabuhan Pontianak yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC yang ditargetkan tetap selesai tahun 2020. Terminal ini dikembangkan dengan konsep digital port, yang dilengkapi peralatan bongkar muat modern.

Dilansir dari Instagram @kementerianbumn, progres pembangunan sisi laut Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat sudah mencapai 43 persen. Progres ini sesuai dengan penghitungan waktu yang direncanakan.

Terminal Kijing sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional diharapkan bisa mulai beroperasi tahun ini.

“Dengan capaian ini, pembangunan tahap I Terminal Kijing akan selesai tahun 2020,” kata Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC, Elvyn G. Masassya saat meninjau pembangunan Terminal Kijing di Mempawah, Kalbar, Kamis (17/1/2020).

Pembangunan Terminal Kijing Tahap I meliputi terminal peti kemas di sisi laut seluas 1.000 meter x 100 meter, lapangan operasional di sisi darat, serta trestle (jalan penghubung) sepanjang sekitar 3,5 Kilometer.

Sebagai pelabuhan hub (penghubung), Terminal Kijing dibangun dengan kedalaman kolam (draft) 15 meter di bawah permukaan laut. Dengan kedalaman itu, kapal-kapal besar dapat bersandar dan melakukan bongkar muat untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Kalimantan, khususnya Kalbar.

Setelah selesai secara keseluruhan, Terminal Kijing diproyeksikan mampu menangani bongkar muat peti kemas sebanyak 1,95 juta TEUs per tahun. Untuk terminal cair, kapasitasnya mencapai 12,1 juta ton per tahun. Kapasitas curah kering mencapai 15 juta ton per tahun.

Sedangkan kapasitas terminal multipurpose sebesar 1 juta ton per tahun.
Kalbar menempati posisi ke-5 dari 6 sentra produksi sawit nasional, dengan kontribusi sekitar 7% dari produksi nasional. Khusus karet, pada tahun 2016 produksi perkebunan rakyat di Kalbar mencapai 261 ribu ton.

Dengan mempertimbangkan geografi, konektivitas, dan serapan karet eksisting dari Kalimantan Barat, maka diasumsikan volume karet yang sampai di Kijing berasal dari kabupaten potensial di sekitarnya yaitu Sambas, Bengkayang, Landak, Mempawah, Sanggau, Sintang, Sekadau, dan Kota Singkawang.

Bagaimana tanggapan warganet?

semarang.advertising:
Semoga berdampak positif untuk warga sekitar dan negara indonesia.

lesconversationbandung:
Mari kebut dg semangat bandung bondowosoo

windaawiidya:
Kalbarku 🙂

mustafa_m_asad:
Terminal Kijing untuk logistik nasional, bukan hanya untuk Provinsi Kalimantan Barat tapi untuk hinterland lainnya di region pulau Kalimantan. Dengan kedalaman -1 LWS yang berada di perairan strategis ALKI-1 kami optimis Terminal Kijing akan berkontribusi significan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Tantangan selsnjutnya adalah dukungan pemerintah pusat dan provinsi untuk penyiapan imprastruktur jalan/jembatan dan ketersediaan energi listrik untuk memacu industri pengolahan hasil alam (CPO) dan mineral (bauksit)…

Bagaimana komentar Anda? (mat)

Loading...