Tiga Bulan Pertama Jualan Sepi, Pedagang Ini Lakukan Sesuatu, Sekarang Hasilnya Mengejutkan

Loading...

Yudi sudah hampir putus asa. Modalnya yang tak seberapa tergerus untuk modal belanja bahan sementara hasil yang diperolehnya tak bisa menutupi modal. Keputusasaan seketika hinggap di kalbunya, namun ia juga tak tahu akan melakukan apa di perantauan. Keahliannya hanya membuat ketopak.

Nurali Mahmudi – Tanjungpinang

Ketoprak Ceria, begitu Yudi memberi nama dagangannya. Ketoprak adalah makanan tradisional dengan bahan tahu hangat, potongan lontong, dengan bumbu kacang yang cukup digemari, sementara ceria memiliki filosofi khusus. Setidaknya bagi Yudi, pemiliknya.

“Cerita itu senang, gembira. Sejujurnya kata ini yang mampu membangkitkan saya dari keputusasaan saat tiga bulan pertama jualan ketorpak di sini,” meluncur pengakuan Yudi di lokasi Ketoprak Ceria, Kedai Kopi Ceria, Jalan hang Lekir, seberang jalan Perumahan Villa Hang Lekir, Batu X, Tanjungpinang Timur, Desember 2018 silam.

Pernah mengalami sulitnya mengawali usaha, kini Yudi belajar untuk bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT. f-nurali mahmudi/suarasiber

Buka mulai jam lima sore, jam tutup Yudi tak tentu. Bukannya malas beres-beres saat dingin angin malam merasuk ke tulang. Jika Ketoprak Ceria tutup cepat itu artinya dagangan Yudi habis sebelum jam dua belas malam. Dan ini bukan lagi satu dua kali, nyaris hampir selalu habis sebelum tengah malam.

Yudi tak membanting harga ketopraknya. Harga seporsi ketopraknya Rp12 ribu, sama dengan pedagang lain. Yudi juga tak mengurangi ukuran tahu atau lontong, bumbu juga tak pelit-pelit amat, semuanya dikerjakan bormal-normal saja. Lantas apa yang membuatnya memetik hasil perjuangannya?

Setahun bukan waktu yang lama untuk dunia usaha. Apalagi makanan. Kini kira-kira setahun sudah Ketoprak Ceria menjadi semacam ikon ketoprak untuk kawasan Batu X dan sekitarnya.

“Tiga bulan pertama, Mas, yang membuat sedih,” cerita Yudi sambil memainkan ponselnya, sesaat setelah melayani dua pembeli ketopraknya, minta dibungkus.

Mengawali berjualan ketoprak, Yudi merangkai gerobaknya. Sederhana. Ia pun tak membawa banyak bahan mentah. Modalnya harus dibelanjakan sepintar mungkin. Ia sadar jualan adalah kepercayaan, rasa dan keuletan. Niatnya juga baik, membantu keluarga dan menabung demi masa depannya kelak.

“Membawa 10 tahu saja tak habis. Dari jam lima sore sampai jam dua belas malam. Sering, bahkan tak laku pun kerap saya alami,” lanjut lelaki yang menjaga keramahannya kepada setiap orang ini.

Saking tak enaknya sama pemilik tempat, karena harus membayar sewa per hari, Yudi suatu hari memberanikan diri minta izin kepada pemilik ruko untuk berhenti. Rupanya pemilik ruko melihat keuletan Yudi dan kesungguhannya. Oleh pemilik ruko, Yudi justru dibakar semangatnya.

Dibakar hingga panas pada suhu tinggi. Rupanya pemilik ruko adalah manajer pemasaran sebuah kantor di Tanjungpinang, sehingga bisa menyuntik Yudi dengan kalimat motivasi.

“Saya malu sendiri. Akhirnya saya menguatkan hati, saya tak boleh mengeluh. Tiga bulan belumlah lama,” kata Yudi dengan bersemangat. Tampaknya ia terbawa perasaan saat itu.

Semangat baru, Yudi lebih rajin buka ketopraknya. Hujan bukan alasan datang terlambat. Ia pun berinovasi dengan menggores gores piringnya. Jangan heran jika suatu saat Anda pesan ketoprak di tempat ini, akan terdengar suara “ramai” dari piring yang dipakai meracik bumbu oleh Yudi.

Itu karena ulekan bertemu dengan bumbu, diantaranya kacang yang ditumbuk di permukaan piring yang tidak licin dan rata. Ada goresan goresan di permukaan piring. Selain mengundang rasa penasaran, fungsi goresan tadi mempercepat hancurnya kacang. Asyik suaranya.

Lihatlah piring tempat mengulek bumbu ketoprak ini, menghasilkan suara gerusan yang mengundang selera. f-nurali mahmudi/suara siber

Lebih rajin, lebih ramah kepada konsumen, tak menunjukkan raut sedih, membuat grafik penjualan ketoprak Yudi meningkat. Ibarat ternak, Yudi merawatnya sungguh-sungguh. Mencarikan rumput, memberinya makan dan minum. Dan ternak bernama ketoprak itu akhirnya benar-benar mampu berdiri tegak. Apalagi saat ini, Yudi tinggal mengucapkan alhamdulillah setiap kali menutup gerobaknya.

“Jangan putus asa. Kalau dari rumah suasananya nggak enak, duduk dahulu. Soalnya kalau wajah yang jualan gak bersemangat yang beli juga diam. Kalau kita senang, pembeli kadang memulai mengajak bincang-bincang,” kata Yudi.

Dan begitulah Ketoprak Ceria bertahan dari momen yang tidak semua orang bisa melewatinya. Selain ketenangan jiwa, keuntungan materi jelas bagi Yudi. Meski tak baru, belum lama ini ia pun membli kendaraan roda empat yang digunakan untuk membawa barang kebutuhan jualan dari rumahnya di jalan arah Kijang ke Kedai Kopi Ceria.

Kurang lebih sebulan lalu, Yudi pindah lokasi jualan. Sekarang ia membuka gerobaknya di teras bekas ruko sate ayam, yang bersebelahan persis dengan Kedai Kopi Ceria.

Pernah berbincang santai dengannya akhie 2019 kemarin, Yudi mengaku ingin juga membuka cabang di tempat lain, namun kendalanya mencari orang yang bertanggung jawab dan bisa mengelola. Nah, apakah Anda tertarik untuk membuka Ketoprak?

Masih khawatir bumbunya salah? Berikut suarasiber tampilkan bahan dan cara membuat ketoprak.

Bahan-bahan:

1 buah ketupat
1 buah tahu putih goreng
100 g bihun
100 g tauge
½ buah timun
1 buah telur ayam rebus
Emping goreng/kerupuk
Kecap manis
Bawang goreng

Bumbu kacang:

200 g kacang tanah goreng
3 sdm gula merah
4 buah cabai rawit
1 siung bawang putih
1 sdt garam
2 sdm air asam jawa
Air matang

Cara Membuat:

1. Campurkan semua bumbu halus. Rasakan kelembutan bumbu tadi, juga pastikan semuanya tercampur rata. Saat mengulek, beri sedikit air. Selanjutnya potonglah tahu dan ketupa seperti ukuran pada umumnya.

2. Langkah berikutnya, tambahkan tauge dan bihun lalu bumbu yang sudah dibuat siramkan ke atasnya. Bila konsumen suka manis, tambahkan kecap manis. Untuk lauknya, sajikan di atas piring lain kerupuk. Ketoprak pun siap untuk dinikmati.

Namun soal rasa banyak yang mengatakan itu tergantung tangan. Setidaknya Anda tahu dan memiliki bayangan bagaimana membuatnya. Siapa tahu ingin mencobanya. Atau kalau tak punya waktu, bisa langsung ke tempat Yudi. ***

Loading...