Menikmati Kopi Pahit bersama Ansar Ahmad di “Tepi Jakarta”

Loading...

Dering telepon seluler membangunkanku pukul 04.15 pagi ini. “Pa, bangun. Salat Subuh terlalu indah untuk dilewatkan lho,” sayup-sayup suara istriku di seberang sana mengingatkan.

Saya segera beranjak dari tempat tidur. Rayuan selimut, dan pelukan hangat bantal guling saya abaikan dengan melangkahkan kaki ke kamar mandi.

Air hangat kamar mandi Hotel Ascott menyibak rasa kantuk. Alirannya yang deras membasuh lelah di wajah. Setelah seharian berjibaku di Munas Golkar yang digelar di Hotel Rizt Carlton.

Setelah salat, saya keluar kamar hotel pukul setengah enam pagi. Sementara, di sekitar kawasan Mega Kuningan tempat Hotel Ascott berdiri megah masih terlena dalam lelap.

Belum terlihat suasana super sibuk dari kalangan pebisnis, karyawan, dan ekspatriat yang tinggal di kawasan milik Ciputra Group ini.

Setelah jogging sebentar di park hotel area, sekitar pukul 06.30 terlihat anggota Komisi V DPR RI, Ansar Ahmad. Ansar sudah terlihat keluar dari lobi hotel tempat kami menginap. Dia ditemani Sekretaris Golkar Kabupaten Anambas, Indra Putra.

“Kita cari kedai kopi, yuk. Siapa tahu di sekitaran sini ada kedai kopi yang sedap,” ajaknya.

Kami bertiga jalan kaki keluar dari area hotel. Menuruti langkah kaki menelusuri wilayah yang masuk dalam kawasan Ciputra World 2 yang dikenal dengan sebutan daerah segi tiga emas itu. 

Taman dengan tatanan tanaman hias yang terawat di sisi kiri kanan pedestiran mengukir eksotisme kawasan elit itu. Kenyamanan stay di kawasan itu memang bukan main.

Tapi memang lex spesialis (khusus) bagi para tajir, dan mereka yang berkantong tebal.

Kawasan Ciputra World 2 merupakan kawasan yang dipenuhi gedung perkantoran, hotel dan apartemen. Kawasan ini dikembangkan secara modern di salah satu area pengembangan milik Ciputra Group di kawasan perkantoran populer Jakarta Selatan. Tepatnya di Jalan Prof DR Satrio, Kuningan.

Dikembangkan dengan kualitas berkelas internasional, Ciputra World Office 2 saat ini menjadi salah satu gedung perkantoran yang banyak diincar oleh perusahaan-perusahaan ternama.

Salah satu perusahaan start-up unicorn nasional, Tokopedia. Yang merupakan tenant yang mendirikan headquarter-nya pada gedung perkantoran ini.

Setelah 20 menit berjalan kaki, akhirnya kami bisa menemukan sebuah kedai kopi pinggir jalan yang terletak persis di samping tembok tinggi kawasan Ciputra World 2. 

Tidak jauh dari itu ada sebuah pasar tradisional. Pasar Karet Pedurenan. Namun sayang kondisi pasar ini terlalu kumuh, jorok dan tidak terawat.

Padahal di samping pasar terhampar kawasan elit dengan berbagai fasilitas yang begitu wah.

“Kawasan Pasar Karet Perdurenan ini masih milik Pemprov DKI. Kami di sini hanya menyewa lapak untuk jualan,” kata Antok, salah seorang pedagang di pasar itu.

Antok mengaku tidak tahu pasti  kenapa pemerintah belum juga menata dan merenovasi pasar tersebut.

“Dari dulu juga begini. Belum juga diperbaiki oleh pemerintah,” kata Antok, lelaki paruh baya yang berjualan buah buahan itu.

Di tempat Antok ini, anggota DPR RI Ansar Ahmad membeli pepaya dan buah mangga. Setelah itu, Ansar menghampiri pedagang kecil lainnya, dan membeli beberapa kue untuk teman ngopi.

“Kopi dan kue tradisional itu nikmatnya beda. Bangga terhadap produk lokal itu juga dalam rangka membangun kearifan lokal,” kata lelaki penghobi kopi pahit ini.

Kami begitu menikmati suasana kedai kopi di pasar kumuh, yang bertetanggaan dengan kawasan elit itu.

Suasana sibuk lalu lalang orang, dan kendaraan menjadi pelengkap betapa Jakarta memang terlalu angkuh, untuk orang kampung seperti kita. Ah, Jakarta memang selalu begitu. Dibawa ngopi wae, Mas… (suyono)

* H Suyono, Wakil Ketua Bidang Media Massa dan Komunikasi Partai Golkar Kepri

Loading...