Johnson dan Trump karena Kekuasaan, Clinton karena “BAB” di Piring Sendiri

Loading...

TIGA orang Presiden Amerika Serikat, sudah mengalami pemakzulan. Presiden Andrew Jonhson tahun 1868. Presiden Bill Clinton, 19 Desember 1998. Dan, Presiden Donald Trump, 19 Desember 2019.

Pemakzulan oleh United States House of Representatives (Dewan Perwakilan Amerika Serikat) itu, memang belum membuat tugas presiden berakhir.

Karena, harus mendapatkan persetujuan dua pertiga dari senat. Trump diprediksi selamat dari pemecatan, karena senat dikuasai Partai Republik.

Namun, bagi Donald Trump yang akan maju lagi ke Pilpres Amerika Serikat 2020, pemakzulan itu membuat jalannya jadi terjal.

Selain, masuk sejarah Amerika bersama dua presiden lainnya. Andrew Jonhson dan Bill Clinton. Satu presiden lainnya, Richard Nixon mundur sebelum dimakzulkan.

Ada beragam penyebab tiga kasus pemakzulan Presiden Amerika itu. Namun, benang merahnya ada dua faktor, yakni kekuasaan dan perempuan.

Faktor kekuasaan menimpa Andrew Johnson dan Donald Trump. Johnson menggunakan kekuasannya memecat Sekretaris Perang, tanpa izin senat.

Senat pun berang dan gantian memakzulkan Johnson. Bahkan, memenjarakannya. Meski akhirnya dibebaskan lagi.

Presiden Donald Trump juga terkena faktor kekuasaan. Trump menggunakan kekuasannya untuk menekan Ukraina. Agar, menyelidiki bisnis anak Joe Biden di Ukraina.

Sekaligus untuk mencari kelemahan Joe Biden, yang merupakan calon lawannya di Pilpres Amerika 2020. Sekaligus, untuk mengamankannya jalannya menuju kekuasaannya di periode kedua 2020 – 2024.

Sedangkan faktor perempuan menimpa Bill Clinton. Padahal Amerika termasuk negara bebas. Namun, untuk setiap publik figur mereka menuntut bersih dari skandal perempuan.

Clinton seperti “buang air besar” di piringnya sendiri, karena mengencani pegawai di Gedung Putih, Monica Lewinsky.

Meski sempat berbohong dengan bersumpah palsu, Clinton akhirnya mengakui perbuatannya dan meminta maaf. Dan, Clinton pun selamat dari proses pemecatan di senat Amerika.

Clinton akhirnya bisa menyelesaikan periode kedua kepemimpinannya sebagai presiden. Akankah Trump bisa menyusul jejak Clinton? Hanya waktu yang bisa menjawabnya nanti. (mat)

Loading...