Hj Dewi Kumalasari, Tetap Sederhana dan Humble di Tengah Hedonisme

Loading...

Belasan tahun mengenal dan mengamati tokoh wanita Kepulauan Riau yang satu ini, hanya satu yang bisa terucap, luar biasa!

Bukan sebuah pujian yang menjulang. Bukan kata-kata yang karena berharap imbalan. Tapi realitas dari kehidupan yang dia jalani memang harus disajikan dengan sebuah penilaian yang jujur.

Diutarakan dengan argumen apa adanya. Tanpa bumbu. Apalagi pemanis.

Dia, adalah Dewi Kumalasari. Wanita yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kepri ini selalu menginspirasi semua orang.

Baik dari tutur kata, perilaku, dan penampilan. Di era milenial yang serba hedonis ini, istri mantan Bupati Bintan dua periode Ansar Ahmad ini selalu tampil sederhana dan humble.

Bagi wanita yang menyandang sebutan Bunda PAUD Bintan ini, hidup dalam kesederhanaan bukan berarti tidak memakai perhiasan, pakaian, dan fasilitas lain yang baik.

Dewi Kumalasari selalu bisa membedakan antara berpenampilan baik. Untuk menjadi wanita anggun yang cerdas, dan dengan berpenampilan untuk memperoleh penilaian dari sesama demi harga diri atau nilai diri.

Ibu dari dua orang anak ini selalu bisa memahami pengertian kepatutan. Kepatutan dalam berpakaian, berperilaku, bertutur kata, menggunakan perhiasan, dan lain sebagainya.

Yang selalu didasarkan pada kesediaan diri, untuk menempatkan diri pada situasi yang, tepat dan momen yang pas. Dewi Kumalasari selalu tepat pada situasi!

Karena bagi Dewi ketika seseorang sudah terikat dengan sesuatu yang branded. Maka sulitlah baginya untuk memahami pengertian kepatutan.

Dan, nilai-nilai seperti itulah yang kemudian membuat semua orang selalu nyaman bersamanya. Tidak ada jarak yang membatasi.

Membaur dengan totalitas menjadikannya seorang sosok wanita yang berharga baik secara batiniah maupun lahiriah.

Saya melihat dari sosok Dewi Kumalasari tidak jauh beda dengan sang suami H. Ansar Ahmad. Baginya, kesederhanaan dimulai dari sikap hati, yaitu sikap hati tidak mencari hormat atau penilaian manusia.

Orang yang memiliki sikap hati yang sederhana tidak pernah merasa dirinya berharga dengan fasilitas yang menempel di tubuhnya, kendaraan, rumah, mobil, dan segala hal yang ada padanya.

Walaupun manusia di sekitarnya menghormati dirinya, tetapi ia tidak merasa bahwa hal itu merupakan nilai lebih dalam hidupnya.

Mengapa bisa demikian? Sebab ia tidak mencari dan mengharapkan hormat dari manusia, tetapi dari Allah Sang Maha Pencipta.

Orang yang membangun nilai diri berdasarkan barang yang dikenakan dan dimiliki, membawa dirinya kepada keadaan “letih, lesu, dan berbeban berat”.

Rendah hati dan lemah lembut adalah jiwa atau nafas dari spirit kesederhanaan. Tanpa kerendahan hati dan kelemahlembutan, seseorang tidak akan memiliki kesederhanaan yang hakiki.

Dan, hal itu sepertinya tertanam dalam di kehidupan wanita yang tidak pernah memakai perhiasan ini.

Karena kepribadiannya yang lembut, dan mengayomi ini membuat begitu besar ekspaktasi masyarakat untuk tetap hadir bersamanya. Selalu diberi ruang dan waktu untuk kehadirannya.

Disambut dengan senyum dan tangan terbuka untuk eksistensinya. Karena ketulusan telah menjadikannya sebagai sosok yang dirindukan.

Selamat ulang tahun Bu Dewi Kumalasari. Saya yakin Allah selalu membukakan pintu yang terbaik buat ibu masyarakat Bintan yang juga inspirator masyarakat Kepulauan Riau. ***

H Suyono
Wakil Ketua Bidang Media Massa dan Komunikasi Partai Golkar Kepri

Loading...