Penjelasan itu segera disanggah oleh Sekretaris Jenderal Gerakan Demokratik Persatuan Rakyat Bersatu (Pudemo), Wandile Dludlu. Ia tak mempersoalkan berapa banyak istri dan anak Raja Mswati III, yang ia soroti apa yang dilakukannya sebuah kesombongan yang jelas.
“Mengabaikan orang miskin, seharusnya menjaga perasaan warga Swaziland,” ujar Dludlu saat wawancara ekslusif dengan RFI. Swaziland adalah nama lama Kerajaan Eswatini sebelum diganti pada tahun 2018.
Lebih lanjut ia mengatakan adalah masalah besar ketika keuangan nasional tidak dipisahkan dengan keuangan keluarga. Bahkan Dludlu menyebut sistem politik Swazi dimaksudkan untuk melayani monarki dan kroninya, bukan rakyat.
Swaziland News melaporkan bahwa aliansi politik baru dibentuk pada hari Senin kemarin. Tujuannya untuk mengusir Mswati III dan mengubah kerajaan menjadi demokrasi multi-partai.
Aliansi ini terdiri dari Gerakan Demokratik Rakyat Bersatu, Kongres Pembebasan Nasional Ngwane, Partai Demokrat Swaziland, Partai Komunis Swaziland dan masyarakat sipil.
Dikabarkan juga oleh Swaziland News, telah dilakukan siaran pers yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kongres Serikat Buruh Swaziland, Mduduzi Gina. Isinya undangan kepada pendukung perubahan untuk berbaris pada hari Rabu, di mana mereka akan mengirimkan petisi kepada Perdana Menteri Ambrose Mandvulo Dlamini. (man)
