Pelajar SMK Harus Siap Songsong Revolusi Industri 4.0

Loading...

Sementara perkembangan revolusi industri dari 1.0 sampai 4.0 seperti yang dilansir binus.ac.id adalah sebagai berikut:

Revolusi Industri 1.0

Sebelum revolusi industri dikenal, produksi barang dan jasa mengandalkan otot, tenaga air dan angin. Pada 1776 James Watt menemukan mesin uap yang mengubah sejarah. Penerapannya ke mesin industri ternyata lebih efisien dan murah.

Revolusi Industri 2.0

Munculnya revolusi industri di era ini di awal abad ke-20. Kala produksi sudah membaik, tak hanya mengandalkan tenaga manusia, kendala justru terjadi di proses transportasi. Pada 1913, diciptakan lini produksi atau assembly line yang menggunakan Ban Berjalan atau conveyor belt.

Hal ini menyebabkan tak ada pekerja yang mengerjakan mobil dari awal sampai akhir. Para pekerja diajarkan menjadi spesialis, misalnya bagian desain, pengecatan atau pemasangan ban.

Revolusi Industri 3.0

Nah, pada era ini yang diganti bukan otot menjadi mesin, jarak digantikan ban berjalan, melinkan manusianya. Ditandai dengan kelahiran komputer dan robot. Hal-hal pencatatan dan menghitung tak lagi melulu ditangani manusia, melainkan komputer.

Teknologi informasi, digital semakin canggih. Komputer yang saat awal ditemukan ukurannya satu ruangan kini semakin kecil. Bahkan fungsi ponsel sebagian bisa melakukan fungsi komputer.

Revolusi Industri 4.0

Mulai dicetuskan sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair. Pemerintah Jerman bahkan membentuk kelompok khusus untuk membahas mengenai penerapan Industri 4.0 .

Pada 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di acara World Economic Forum (WEF). Jerman menyuntik modal sebesar €200 juta untuk menyokong akademisi, pemerintah, dan pebisnis untuk melakukan penelitian lintas akademis mengenai Revolusi Industri 4.0.

Penelitian juga dilakukan Amerika Serikat untuk menggerakkan Smart Manufacturing Leadership Coalition (SMLC). Yaitu sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir di balik Revolusi Industri 4.0.

Dapat digambarkan, Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory.

Pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.(mat)

Loading...