Sisi Unik Lahirnya Batik Cendol Wutah Ngentakrejo

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Batik cendol wutah bisa saja masih kalah dengan batik Geblek Renteng yang juga sama-sama dari Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun sebagai pendatang baru, batik ini pelan-pelan menyejajarkan diri sebagai oleh-oleh yang diminati wisatawan yang berkunjung ke Kulon Progo.

Dilansir dari kemendesa.go.id, batik ini sebenarnya terinspirasi dari sesuatu yang sangat sederhana. Jika menyebut kata cendol di Jawa, pasti terbayang salah satu bagian dari minuman. Dahulu warnanya putih, sekarang bisa dibuat beragam warna.

Bahkan minuman es cendol bisa menjadi pelepas dahaga yang juga cukup dikenal. Nah, Desa Ngentakrejo yang ada di Kulon Progo memiliki sejarah sebagai produsen cendol. Seiring berjalannya waktu, berbagai lokasi wisata di kabupaten ini ditemukan.

Ditambah kekuatan media sosial yang turut membrandingnya, akhirnya berwisata ke Yogyakarta saat ini bukan sekadar ke Prambanan, Malioboro, Keraton dan tempat lain. Kulon Progo juga memiliki banyak destinasi wisata. Artinya daerah ini membutuhkan oleh-oleh.

Berdasarkan kenyataan itulah anak-anak muda yang tergabung dalam karang taruna setempat bangun dan bergerak. Berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), akhirnya dilakukan upaya-upaya mengenalkan Batik Cendol Wutah ini.

Dalam bahasa Jawa artinya cendol tumpah merupakan hasil kreativitas pemuda Karang Taruna Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kulon Progo sejak tahun 2018 lalu. Disampaikan oleh Kepala Desa Ngentakrejo, Sumardi, motif ini didedikasikan untuk Ngentakrejo yang pernah terkenal dengan cendolnya.

“Dahulu di sepanjang jalan ini banyak warga yang berjualan cendol. Batik Cendol Wutah dibuat untuk mengenangnya,” ujar Sumardi.

Motif Batik Cendol Wutah

Batik ini memiliki motif yang mirip dengan bentuk cendol di alam nyata. Yaitu bulat memanjang seperti cendol. Perpaduan motif dan warna yang beragam justru membuatnya mudah dikenal. Yang paling banyak ialah motif perpaduan cendol dan geblek renteng khas Kulon Progo. Hal ini justru menandakan bahwa motif Cendol Wutah khas Desa Ngentakrejo adalah bagian dari Kabupaten Kulon Progo.

Bisa dikatakan baru lahir, Batik Cendol Wutah telah memiliki banyak peminat. Menurut Sumardi, hal tersebut tidak lepas dari promosi yang terus menerus dilakukan oleh para pemuda di karang taruna serta BUMDes. Harapan Sumardi, Batik Cendol Wutah dapat memberikan sumbangsih dalam upaya pengembangan batik khas Nusantara.

Para tokoh batik di Desa Ngentakrejo pun memiliki semangat melestarikan batik. Diantaranya dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan membatik untuk para pemuda.

Dengan semakin banyak warga Desa Ngentakrejo menguasai teknik membatik, ada keyakinan Cendol Wutah akan semakin dikenal. Selain itu tak menutup kemungkinan bakal muncul motif baru lainnya yang lahir dari para pembatik muda.

Langkah pertama yang dilakukan kepada para pemuda ialah menyukai batik. Dengan menyukainya, akan lebih mudah anak-anak muda tadi untuk melangkah ke tahapan proses belajar membatik.

Jangan Takut Jadi Pembatik

Saat ini, tak sedikit galeri batik di Desa Ngentakrejo yang bisa dikunjungi wirawatan. Salah satu pengusaha batik setempat ialah Agus, yang mengakui banyak warga yang kemudian memilih menjadi pembatik. Ada yang bekerja di perusahaan sebagai karyawan, ada juga yang membuat Batik Cendol Wutah di rumah masing-masing.

“Banyak juga perajin batik di desa ini, salah satunya adalah memproduksi batik khas Kulon Progo maupun motif khas desa Ngentakrejo,” ungkap Agus.

Selama menekuni pekerjaannya sebagai pengusaha batik, ia bisa mengatakan potensinya cukup menjanjikan. Untuk itu ia mengajak para pemuda untuk mulai mengenali dan mencintai batik Indonesia.

Satu hal yang selalu ditekankan Agus kepada para pemuda ialah tidak perlu takut menjadi pengusaha batik. Batik Cendol Wutah contohnya, muncul dari ida yang sederhana. Namun ketika dikelola dengan baik sisi ekonomisnya juga bagus.

“Teman-teman generasi muda, kenalilah batik. Kenal dulu, kalau sudah kenal akan cinta dan bangga menggunakan batik. Dengan begitu batik menjadi ekonomi potensi andalan. Jangan khawatir menjadi pengusaha batik,” pesan Agus.

Kamu anak muda? Mengapa tak mencoba mengikuti jejak Batik Cendol Wutah? (man)

Loading...