Selalu Ada Mereka di Ruang Huruf Saya

Loading...

Salah satu pekerjaan yang rutin saya lakukan ialah membuka berita dan bahan berita yang bermunculan di email. Karenanya, internet adalah menu wajib di rumah, toko dan smartphone saya. Tetapi percayakah Anda jika internet tak hanya saya gunakan untuk aktivitas yang ada kaitannya dengan portal ini: suarasiberDotCom.

Properti Google yang hampir pasti saya buka, terutama saat mengedit berita, ialah YouTube. Lalu saya akan cek apakah ada yang baru tentang mereka. Bisa saja saya dapatkan informasinya di laman berita, lalu naga-naganya saya lari ke YouTube tadi.

White Shoes & The Couple Company, Topeng, Silampukau, Banda Neira, Efek Rumah Kaca, Payung Teduh adalah beberapa dari teman “dekat” saya. Saya sengaja kasih tanda kutip di kata dekat karena secara langsung saya belum pernah bertemu mereka.

Harapan dan doa saya belum terjawab, yaitu menyaksikan suatu hari nanti salah satu dari mereka tampil di Kepri. Oh, ya, mungkin Anda bertanya siapa mereka? Saya bantu deh, dengan satu lagi nama siapa tahu tebakan Anda benar.

Endah N Rhesa.

Benar, mereka adalah grup musik, musisi, pemusik yang menemani saya menyusun kalimat di ruang huruf saya. Dan biasanya kehadiran mereka akan terasa lebih dekat saat saya harus mengerjakan berita keroyokan. Keroyokan oleh saya dan Pemimpin Redaksi saya, Mas Sigit Rachmat.

Keroyokan, karena harus selalu berkelit dari aturan atau istilahnya algoritma Google. Saat mengikuti undangan webinar dari Google beberapa waktu lalu, mereka menjanjikan akan menerapkan algoritma yang (pasti) selalu diperbaiki.

Jika kalimat di atas membuat Anda bertanya-tanya apa yang saya bicarakan, atau apakah serumit memahami lagu-lagu White Shoes & The Couple Company, Topeng, Silampukau, Banda Neira, Efek Rumah Kaca, Payung Teduh?

Intinya begini, sebuah berita yang kami sodorkan ke Google untuk diindex setelah melewati banyak langkah berhasil atau tidak. Saya dan Mas Sigit hanya publisher, dengan perangkat bernama suarasiberDotCom. Selanjutnya biarkan Google Adsense yang menentukan hasilnya.

Musik bagi saya ibarat rokok di zaman kemarin. Dan maaf, saya nggak mau didikte soal rasa suka. Tentu saja saya mencoba bijaksana, apalagi saat ada di khalayak ramai. Saat seperti itu, saya lebih suka ngobrol. Karena saya khawatir jika ketahuan genre musik saya akan dipertanyakan.

Dari sebuah pertanyaan akan lahir pertanyaan lain. Bisa sepaham, bisa tidak. Lha kalau musik saja membuat dua atau lebih jiwa bertikai kan lucu. Music is the part of human being, bagian dari kehidupan. Ya mbok kita belajar untuk memberikan ruang sepenuhnya kepada seseorang.

Bayangkan, ada begitu banyak genre musik dengan penggemarnya masing-masing. Kalau harus dipaksa mengikuti selera orang yang berbeda, apa akibatnya?

Begitulah saya dan ruang huruf sebagai kantor kerja sehari-hari. Bohong kalau saat saya mengedit berita tak butuh jeda. Berhenti beberapa menit akan menjadi kesempatan yang berharga. Karena kadang dalam diam, jemariku tak menari di atas keypad terdengar lirik Berbenah dari Silampukau:

Ujung perjalanan,
terkumpul banyak cerita.
Pemberhentian susah diramalkan,
jangan sampai terlewat.

Kawan, jangan terpencar.
Ingatlah untuk bersandar.
Pemberhentian susah diramalkan,
jangan sampai terlewat.

Atau penggalan lagu Debu Debu Beterbangan milik Efek Rumah Kaca:

Demi masa
Sungguh kita tersesat
Membiaskan yang haram
Karena kita manusia

Pada saatnya nanti
Tak bisa bersembunyi
Kita pun menyesali
Kita merugi

Lirik lagu bagi saya bukan sekadar kata-kata. Jika diresapi banyak yang ada benarnya. Toh belajar hidup bisa dari mana saja. Dan mohon maaf, salah satu pilihan saya dari lirik lagu. Ssst… coba dengarkan penggalan kalimat berikut:

When you love someone just be brave to say
That you want him to be with you
When you hold your love don’t ever let him go
Or you will loose your chance to make your dream come true

Lagu itu berjudul When You Love Someone olah Endah N Rhesa. Wuuuuih, cocok buat seorang gadis yang sedang jatuh cinta. Bagi saya? Saya ambil saja maknanya seharusnya begitulah mencintai seseorang, atau saya gerenalisasi hey cintai pekerjaan yang ada saat ini.

Saya tidak sedang mencekoki Anda agar suka dengan genre di atas. Syukur kalau selera kita sama. Kapan kita ketemu dan ngobrol soal musik? Boleh pilih di kafe mana, sambil menyeruput secangkir kopi. Kalau seirama, Anda saya perbolehkan masuk ke ruang huruf, tak hanya mengintip.

Maaf, saya harus kembali mengunduh bahan berita. Berita politik, ekonomi, sosial, olahraga dan sebagainya sudah menanti. Sebenarnya saya suka kalau ada berita Pemimpin Redaksi atau teman reporter yang sudah jadi. Ibarat lagu sudah terpampang di layar utama YouTube, tinggal klik tanda putar. Nggak perlu repot mengedit hehe.

Dan tulisan ini lewati saja kalau tidak memberikan manfaat apa-apa. Siapa tahu ketemu saudara yang memiliki kesukaan musik yang sama. (Nurali Mahmudi)

Loading...