Saat Seminar Internasional Dilaksanakan di Bawah Pohon Beringin

Loading...

BALI (suarasiber) – Ada yang berbeda di acara seminar internasional bertajuk Kelapa untuk Pariwisata di Karangasem, Bali, Minggu (15/9/2019) pukul 09.00 WITA. Seminar ini diikuti sekitar 150-an peserta.

Mereka datang dari berbagai daerah yang tergabung di Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK), dan dari sejumlah negara asing. Seperti Amerika Serikat, Australia, Tanzania, China, dan lain-lain.

Hadir juga sejumlah guru besar dari beberapa perguruan tinggi di Tanah Air. Selain itu, hadir juga sejumlah pengusaha kelapa nasional. Keberadaan peserta dengan beragam latar belakang itu, menjadi gambaran dari kualitas seminar.

Saat awal mendengar adanya seminar internasional, yang terbayang dalam pikiran tentunya ruangan hotel yang wah. Jangankan seminar internasional, rapat untuk kepala desa saja minimal digelar di hotel berbintang dua.

Yang lantai ruangannya diselimuti karpet tebal dan empuk. Berpendingin ruangan yang maksimal. Dan, suasana yang kaku, yang dipenuhi aroma formalitas ala protokoler. Untuk masuk ruangan harus menulis identitas terlebih dulu.

Akan ada petugas penyambut yang bibirnya disetel selalu tersenyum, dan selalu membungkukkan badan. Tubuhnya akan semakin membungkuk, saat ada pejabat penting yang masuk ruangan.

Semua bayangan tentang sebuah seminar tersebut, langsung buyar saat tiba di lokasi. Kaget pakai kali! Saat tiba di lokasi seminar.

Moderator Merangkap Penerjemah

seminar internasional kelapa di bali 2
Foto – sigit/suarasiber

Kaget karena lokasinya ada di ruangan terbuka. Posisinya di antara pohon mangga, dan pohon beringin yang masing-masing tingginya puluhan meter. Rimbun pastinya.

Sebuah tenda ukuran panjang sekitar 20 meter, lebar sekitar 8 meter, ditambah dua buah tenda yang lebih kecil ada di antara dua pohon raksasa itu.

Di bawah tenda besar itu ada sekitar 10 meja bulat dengan taplak meja kain biru, dan masing-masing meja berisi 10 kursi plastik dilapis kain putih. Selain itu ada 100-an kursi plastik lainnya di tenda yang lebih kecil.

Tidak ada kursi sofa untuk orang penting, yang biasa selalu tersedia di seminar. Termasuk untuk narasumber juga tidak disediakan sofa.

Di belakang tenda narasumber ada spanduk kecil, yang ditempelkan di dinding yang terbuat dari anyaman bambu.

Dua unit speaker ukuran kecil, dan beberapa unit mikrofon wireless menjadi sarana dialog antara narasumber dengan peserta. Karena, namanya seminar internasional, maka bahasa yang banyak digunakan, adalah Bahasa Inggris.

Itu sebabnya, moderator seminar sekaligus merangkap menjadi penerjemah.

Jadi Objek Foto bagi Turis

seminar internasional kelapa di bali 3
Foto – sigit/suarasiber

Hal lain yang unik di seminar ini, adalah kostum peserta. Dari narasumber hingga peserta tidak ada yang mengenakan jas atau dasi. Kebanyakan memakai kemeja batik, dan kemeja biasa. Namun, ada juga yang mengenakan kaus berkerah.

Karena di ruangan terbuka, tidak ada pendingin ruangan. Termasuk, pendingin ruangan portable. Semilir angin dari Gunung Lempuyang, dan dari Laut Bali dianggap sudah cukup.

Seminar ini semakin menarik disaksikan, saat wisatawan lokal, dan asing yang lalu lalang di jalan kecil di halaman Taman Surgawi, Karangasem, Bali, ikut berhenti sejenak.

Untuk sekadar memuaskan rasa ingin tahu. Dan, ada juga yang memotret untuk koleksi pribadi. Seminar pun jadi objek foto bagi wisatawan he he he …

Dialog antara narasumber dengan peserta, sama sekali tak terganggu dengan aktivitas wisatawan itu. Begitu juga saat sepeda motor, dan mobil pikap taman melintas.

Ternyata, kualitas hasil seminar tidak ditentukan oleh mahalnya sewa ruangan. Namun, dari hasil seminar, dan itu terlihat dialog antara narasumber dengan peserta.

Tempat seminar yang di ruangan terbuka, justru menambah hangat dialog antara narasumber dengan peserta seminar. Salut! (mat)

Loading...