Perlu Dibentuk Komite Khusus Ekonomi Kreatif di ASEAN

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Wakil-wakil negara ASEAN berkomitmen untuk memajukan kerja sama bidang ekonomi kreatif di Kawasan. Keinginan ini mengemuka dalam ASEAN Regional Workshop on Creative Economy yang digelar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kementerian Luar Negeri di Nusa Dua, Bali pada 4 -5 September 2019.

Dengan kerja sama diharapkan dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas, sekaligus menyatukan langkah negara-negara dalam monetisasi kekayaan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi perekonomian Kawasan. Salah satu strategi yang akan diusulkan adalah membentuk sebuah ASEAN Coordinating Committee on Creative Economy (ACCCE).

Dilansir suarasiber dari bekraf.go.id, Sabtu (7/9/2019), workshop diikuti oleh wakil dari negara-negara ASEAN (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Laos, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam). Mereka terdiri dari pejabat pemerintah dan pelaku ekonomi kreatif. Hadir pula pejabat dari Sekretariat ASEAN, pakar ekonomi kreatif dari Badan PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) dan Grand Paris Alliance.

Menurut Direktur Hubungan Kerja Sama ASEAN Kemlu Ade Petranto, pemajuan aset dan komersialisasi ekonomi kreatif, serta perlindungan dan pemanfaatan hak kekayaan intelektiual telah menjadi bagian dari Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) 2025.

‘’Namun demikian hingga saat ini belum ada komite khusus di ASEAN yang fokus mengurusi ekonomi kreatif,” ungkap Ade, Kamis (5/9/2019).

Ia pun mengusulkan perlunya ASEAN mempertimbangkan untuk membentuk badan atau komite khusus tersebut. ‘’Namanya bisa ASEAN Coordinating Committee on Creative Economy (ACCCE) atau yang lain. Yang penting ada yang berfokus pada sektor ekonomi yang potensinya besar sekali ini,’’ katanya.

Perkembangan pesat ekonomi kreatif dunia juga terjadi di Kawasan Asia Tenggara. Meskipun sebagian besar pelakunya berstatus UMKM, setidaknya terdapat 7 (tujuh) perusahaan berstatus ‘’Unicorn” (asset melebihi 1 juta dollar AS) terdapat di Kawasan. Oleh karena itu, di samping membahas perkembangan ekonomi kreatif di masing-masing negara, peserta Workshop secara antusias juga memaparkan ide-ide baru pemajuan ekonomi kreatif di era industri 4.0, termasuk pemanfaatan blockchain.

Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri Bekraf, K Candra Negara menyatakan bahwa Regional Workshop telah berjalan sangat produktif. ‘’Kita sekarang saling mengetahui kekuatan dan kekurangan setiap negara. Dengan demikian, upaya menjalin kerja sama akan lebih mudah.’’ katanya. Kerja sama yang selama ini berlangsung pada tangkat bilateral dapat semain diperkuat di tataran regional.

Sebagai langkah berikutnya, pembentukan komite ASEAN khusus untuk ekonomi kreatif akan diajukan melalui Senior Economic Officials Meeting (SEOM). ‘’Sekretariat ASEAN siap mendukung inisiatif dan usaha ini,’’ kata Kepala Divisi Budaya dan Informasi Sekretariat ASEAN Tan Ghee Tiong.

Untuk lebih memperkenalkan potensi kreatif Bali, para peserta juga menyempatkan diri mengunjungi Bali Creative Industry Center (BCIC) dan menyaksikan penampilan Tari Kecak di Uluwatu. (man)

Loading...