Penggiat Desa Indonesia, India dan China Jalin Kedekatan

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo melepas 40 peserta Benchmarking Batch II ke China dan India, Senin (2/9/2019) di Kantor Kemendes PDTT.

Dilansir dari kemendesa.go.id, ke-40 orang itu terdiri dari Kepala Desa, Penggiat Desa, Pendamping Desa. Sebelumnya Kemendesa sukses memberangkatkan para penggiat ke dua negara tersebut.

Biaya keberangkatan ini tanpa menggunakan APBN, melainkan karena hubungan baik dengan China dan India.

“Kuncinya itu, jadi saya mau kalian selain belajar, juga membina hubungan pribadi dengan kepala desa dan pengurus-pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di China atau India, dengan hubungan baik itu kalian bisa membantu untuk saling memasarkan produk-produk desa baik di China atau India,” kata Menteri Eko.

Hasil pengiriman Benchmarking Batch menurutnya cukup bagus. Beberapa dari peserta ternyata bisa menjadikan desanya untuk dijadikan model/desa percontohan untuk daerah-daerah lainnya.

“Dan ini cukup efektif. Saya monitor di WAG mereka, mereka proaktif, ide-idenya banyak sehingga pemanfaatan dana desa dan inovasi desa bisa lebih baik,” ungkapnya

Sementara itu, Minister Counsellor for Economic and Commercial Affairs, Embassy of China Wang Liping gembira bisa memberangkatkan Kepala Desa ke Tiongkok. Menurutnya kesuksesan Benchmarking Batch II ini berkaitan dengan perhatian langsung Mendes PDTT dan Dubes Tiongkok di Indonesia.

“Benchmarking ini akan kunjungi 4 kota di Tiongkok, yaitu Beijing, Huzhou, Hangzhou, dan Shanghai, ada pusat politik, kebudayaan, ekonomi. Nanti akan belajar di kota Huzhou tempat dimana reformasi perdesaan di Tiongkok bermula, kota ini merupakan desa paling kaya. Di sana juga akan symposium antar BUMDes, kerjasama agriculture, pengolahan makanan dan lain-lain,” terangnya.

Ia mengungkapkan bahwa kekayaan suatu negara ditentukan dari kekayaan dan kestabilan perdesaan, ke depan ia berharap investasi pertanian dan perdesaan menjadi hal yang penting.

Sejalan dengan hal tersebut, Minister Counsellor for Economic and Commercial Affairs, Embassy of India V. Narayanan mengatakan program India Technical Coperation (ITEC) pertama kali tahun 1964 bertujuan sebagai ajang berbagi pengalaman baik kisah sukses dari India untuk dibagikan ke negara sahabat. Dari Indonesia sendiri sudah 1.300 orang yang mengikuti program ini.

Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi mengatakan bahwa kegiatan Benchmarking diikuti oleh 40 peserta terdiri dari 34 laki laki dan 6 orang perempuan yang terdiri dari unsur Kepala Desa, Penggiat Desa, dan Pendamping Desa yang mewakili 29 Kabupaten di 17 Provinsi, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara. (man)

Loading...