Menjemput Asap di Awan

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Menyaksikan panorama dari ketinggian di saat tengah take off, adalah suatu kenikmatan bagi sejumlah orang. Apalagi, kalau bisa duduk di kursi paling pinggir, terbang di pagi hari, dan tidak sedang hujan.

Bersihnya udara pagi akan menambah keindahan landscape ciptaan Yang Maha Kuasa. Jika dari Bandar Udara (Bandara) Hang Nadim, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, biasanya pesawat akan take off ke arah Singapura.

Dalam hitungan menit, hidung pesawat tengah menanjak akan berbelok ke arah Pulau Bintan. Saat pesawat tengah menanjak, dan berbelok itulah, panorama indah Selat Singapura yang dipadati dengan barisan kapal tanker, akan terlihat.

Birunya lautan di Selat Riau yang memisahkan Pulau Batam dengan Pulau Bintan di Provinsi Kepulauan Riau, juga terbentang di pelupuk mata. Jika duduk di dekat jendela sisi kanan pesawat, landscape Pulau Batam juga ikut terlihat.

Cerobong asap dari PLTU di Kabil, salah satu yang terlihat menonjol. Sedangkan jika duduk di kursi dekat jendela sebelah kiri, barangkali hanya hijaunya Pulau Bintan yang terlihat.

Pandangan indah yang hanya bisa dinikmati sejumlah orang itu, waktu tayangnya hanya hitungan menit. Waktu yang singkat itulah yang paling asik juga untuk memotret. Atau, mengambil rekaman video.

Semakin berkualitas kamera yang digunakan, akan semakin bagus juga gambar yang dihasilkan atau video.

Setelah hitungan menit, hidung pesawat sudah mengarah ke arah Pulau Jawa. Pesawat pun akan semakin tinggi, dan tak banyak lagi yang disaksikan. Selain, awan dengan bentuk yang beragam.

Suasana langka, dan tak banyak bisa disaksikan banyak orang itu, tidak tersaji, Jumat (13/9/2019). Meski terbang pagi. Dan, biasanya bisa menikmati indahnya panorama di Selat Singapura, dan Selat Riau.

Kabut asap yang mulai menyelimuti Provinsi Kepulauan Riau sejak beberapa hari terakhir, menjadi penyebabnya. Sejak pukul 06.00, sinar sang surya tak mampu menerobos bebas ke bumi Kepri.

“Sudah tiga harian seperti ini, Bang. Belum separah di Riau, tapi sudah terasa di Batam,” kata Amri, rekan di Batam sembari menunjuk selaput kabut di sela pohon dalam perjalanan ke Bandara Hang Nadim, Batam.

Mengikut arah jari telunjuknya, pucuk pepohonan memang tampak samar dari kejauhan. Padahal, di hari biasa yang cerah, pucuk pepohonan sudah terlihat dari jauh.

“Aku ke Bandara ni sekalian mau jemput saudara. Lihat seperti ini jadinya seperti menjemput kabut asap di awan,” ucap Amri sambil tertawa lepas.

Tak hanya dari bawah, kabut asap juga terlihat jelas setelah berada di ketinggian. Karena, pandangan indah yang biasa terlihat dari ketinggian tak lagi tampak. Semoga saja hujan segera datang.

Agar titik api yang tumbuh bak cendawan di musim kemarau, bisa segera padam total. Dan, anak-anak bisa sekolah lagi di Riau, dan pemandangan indah dari ketinggian bisa dinikmati lagi. (mat)

Loading...