Filosofi Tiga Ujung dan Kiat Sukses Diaspora Bugis Makasar

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Bugis – Makasar, dan beberapa suku lainnya di Sulawesi Selatan (Sulsel), di masa lalu dikenal sebagai pelaut ulung. Sebagai saudagar ulet, juga pekerja keras yang kompak. Dan, dikenal tak takut mati karena keberaniannya.

Mereka menyebar tak hanya ke seluruh Indonesia, tapi juga ke berbagai penjuru dunia. Di Amerika Serikat, Afrika Selatan, Asia Tenggara, Eropa dan banyak negara lainnya di dunia.

“Dari Kalijodo hingga ke Kalipornia (California, Amerika Serikat, red),” kata Sekjen Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Ibnu Munzir, di pengukuhan pengurus KKSS Kepri di Tanjungpinang, Sabtu (7/9/2019).

Ady Indra Pawennari, Wakil Sekretaris KKSS Provinsi Kepri
Ady Indra Pawennari, Wakil Sekretaris KKSS Provinsi Kepri. Foto – mat/suarasiber

Begitu luasnya diaspora para perantau asal Sulsel ini, hingga jumlahnya lebih banyak dari pada yang ada di Sulsel. Tak sekedar merantau, mereka juga sukses di manapun berada.

Bahkan, tak sedikit yang menjadi kaum elit atau penguasa di tanah rantauannya. Tentu timbul pertanyaan, apa kiat sukses perantau asal Sulsel di kampung halaman keduanya? Jawaban sederhananya, adalah karena mereka memegang teguh prinsipnya.

Prinsip, “Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”. “Kemudian, dibarengi dengan sikap “lempu” (jujur) na getteng (tegas/konsisten),” imbuh Ady Indra Pawennari, Wakil Sekretaris KKSS Provinsi Kepri dalam perbincangan, Sabtu (7/8/2019) malam.

Jadi, selain harus jujur, dalam jiwa seorang perantau asal Sulsel harus tertanam sikap getteng. Yakni, tegas dalam mengambil keputusan dan konsisten menjalankannya.

Terkesan mudah diteriakkan, namun sulit dilaksanakan. Bagi perantau asal Sulsel, di manapun mereka hidup, di situ mereka akan total menjadi warga tempatan.

Begitu totalnya hingga keturunan perantau asal Sulses, bisa menjadi pahlawan di negeri rantau. Seperti Raja Haji Fisabilillah, dan Raja Ali Haji di Kepulauan Riau.

Meski sukses di rantau, namun para perantau ini tetap ingat asal usulnya. Keberadaan organisasi sosial KKSS, adalah salah satu wujud ketidaklupaan mereka dengan asal usulnya.

Asal usul yang mengajarkan prinsip, dan falsafah hidup. Yaitu, “Pada lao, teppada upe. Artinya, setiap perantau, meski berangkatnya sama, tapi takdir, rezeki dan peruntungannya, tidak akan pernah sama. Ia tak boleh putus asa dan menyerah dengan keadaan.”

Selain itu filosofi yang sangat populer, yakni tiga U (ujung) atau tellu cappa, menjadi salah satu kunci sukses para perantau asal Sulsel di manapun berada. Tiga ujung itu, adalah ujung lidah.

U pertama, adalah ujung lidah, berarti berhati-hati dalam berucap dan cakap dalam berdiplomasi. Karena setiap ucapan menggambarkan sikap bijak, dan kemampuan kecerdasan dalam berpikir.

Itu sebabnya, kata Ibnu Munzir, Wakil Presiden Jusuf Kalla, selalu menjadi penengah di sejumlah konflik. Sekaligus jadi bukti kemampuannya berdiplomasi, dan sikap bijaknya serta kecerdasannya.

Apapun masalah, bisa diselesaikan dengan komunikasi dua arah. Kini, populer dengan sebutan win win solution.

U kedua, adalah ujung kemaluan. Pikiran negatif harus dijauhkan lebih dulu saat membaca atau mendengar kalimat pendek ini.

Sebab, yang dimaksudkan adalah penggunaannya dalam pernikahan sah antara dua insan. Dua insan yang berbeda suku, dan bangsa.

Sebuah masalah akan menjadi lebih mudah diselesaikan, jika sudah menjadi sebuah keluarga. Keluarga yang terikat dari tali perkawinan.

Sejarah membuktikan, ucap Ibnu, banyak perantau Bugis, Makasar yang jadi keluarga bangsawan, bahkan menjadi pahlawan di berbagai daerah di Indonesia. Dan, di beberapa negara karena melalui proses pernikahan.

U ketiga, adalah ujung badik. Penggunaan badik (di masa lalu), adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah. Artinya, senjata mau tak mau harus digunakan. Jika, dua U yang lebih dulu disebut di atas, tak lagi mampu menyelesaikan masalah.

Itulah sekelumit tentang dispora Bugis – Makasar, dan suku lainnya asal Sulsel, dan resep suksesnya. Kiat yang diungkapkan Ibnu Munzir, di pengukuhan pengurus KKSS Kepri, dan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepri.

Di ujung pidatonya, Ibnu yang saat ini menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu, berpesan agar para perantau asal Sulsel yang sudah sukses, tidak melupakan asal usulnya. Dan, ikut bersama membangun kampung halamannya. (mat)

Loading...