AKBP Ucok Lasdin Silalahi : Saya Belajar Kepemimpinan dari Lingga

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Tanda pangkat dua melati sudah di pundaknya. Tapi, gaya bicaranya masih saja selalu merendah. Tak sedikit pun ia menunjukkan kesan sebagai seorang perwira menengah pada lawan bicaranya.

Ia adalah AKBP Ucok Lasdin Silalahi, Kapolres Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Yang baru saja mendapat promosi jabatan, sebagai Irbid pada Inspektorat Pengawasan Daerah (Itwasda) Polda Kepri.

Saya mengenalnya ketika ia menjabat sebagai Kapolres Lingga tahun 2017. Kami selalu berkomunikasi, bahkan sering ketemu di lapangan ketika ada penanaman atau panen padi di sawah.

gaya bupati lingga bepergian
Gaya Bupati Lingga yang humble saat bepergian, tanpa ajudan, dan selalu menggendong ransel di punggung. Jika tak kenal, tak akan ada yang menyangka ini seorang bupati. Foto – mat/suarasiber

Kebetulan, hobi kami sama, yakni bertani di sawah, dan sudah biasa bermain lumpur waktu masih anak-anak di kampung. Jadi, ketika diajak ke sawah, tentu yang terbayang kegembiraan masa-masa kecil dulu.

Pernah menjadi Wakapolres Bone, di Sulawesi Selatan juga membuat komunikasi kami berdua seperti tanpa sekat. Apalagi kalau sudah bicara tentang “Cina dan USA”, dua nama negara adidaya yang ada di Kabupaten Bone.

Suatu hari, ketika saya dan Bupati Lingga, Alias Wello berkunjung ke rumah dinas Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, nama Ucok sempat kami bahas sebagai sosok polisi yang hebat.

Sosok perwira polisi yang tak sungkan turun berlumpur ke sawah menanam padi. Begitu juga saat panen. Ia rela menyeberangi laut dari Pulau Singkep ke Pulau Lingga, untuk menggiling sendiri gabah hasil panennya.

Publikasi kegiatan Ucok di sawah hingga produksi beras organik yang masif di media, sempat mencuri perhatian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Juga dari Satgas Pangan Mabes Polri.

Hampir setiap hari ia dimintai data tentang luas sawah, dan produktivitasnya di Kabupaten Lingga. Kebetulan, Lingga memang tidak tercantum dalam database sebagai daerah pertanian. Apalagi, penghasil bahan pangan.

“Saya bersyukur pernah jadi Kapolres Lingga. Saya banyak belajar kepemimpinan dari pak Alias Wello, Bupati Lingga. Bekerja tanpa beban, berbakti untuk bangsa dan negara,” kata Ucok mengawali perbincangannya.

Gaya kepemimpinan AWe, sapaan akrab Bupati Lingga yang berkesan bagi Ucok, adalah kesederhanaannya. Juga ketegasannya, dan kecepatannya dalam bertindak.

Untuk merespon suatu masalah, dan tanpa birokrasi yang berbelit. Itu sebabnya, sosok AWe disebutnya sebagai mentor, dan motivatornya.

“Pak AWe itu, ke mana-mana cuma bawa ransel. Tak peduli malam atau gelombang, begitu ada panggilan tugas, langsung berlayar. Saat diminta memberi sambutan, meski jarak podium cukup dekat, Pak AWe itu tetap berlari kecil,” katanya.

Makanya, begitu ditugaskan menjadi Kapolres Tanjungpinang, Ucok mengaku tak mengalami kesulitan berbaur dengan masyarakat. Termasuk memunguti sampah di parit atau turun ke jalan pada saat hujan.

“Semua itu bukan dibuat-buat. Tapi, sudah menjadi panggilan jiwa. Karena itu, selama saya di Tanjungpinang sekitar 1,5 tahun, nyaris tak pernah menemui masalah,” bebernya.

Kini, Ucok tinggal menghitung hari di Tanjungpinang. Ia akan memulai tugas barunya di Batam sebagai Inspektur Bidang di Itwasda Polda Kepri.

Selamat bertugas di tempat yang baru Pak Ucok. Semoga karirnya makin cemerlang, dan tak lupa main-main ke sawah lagi. (ady indra pawennari)

Loading...