Menristekdikti Ancam Berhentikan Rektor Diskriminatif

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengajak santri mampu membaca data dan teknologi. Gunanya agar mereka bisa mengerti sisi negatif dan positifnya.

Hal ini disampaikan Menteri Nasir saat Seminar Nasional Harlah 120 Tahun Pesantren Tebuireng Memadukan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang pada Sabtu (24/8/2019).

Ajakan ini ditujukan untuk seluruh santri dan perguruan tinggi di Indonesia untuk menghindari diskriminasi terhadap sesama warga negara Indonesia.

“Kalau kita punya data, punya teknologi, bahasa agamanya man ‘arafa lughata qaumin salima min makrihim, barangsiapa yang menguasai bahasa orang lain, maka dia akan selamat (dari sisi negatif teknologi),” ungkap Menteri Nasir, dilansir dari ristekdikti.go.id.

Oleh karena itu Menteri Nasir mengingatkan belajar tidak hanya berhenti pada mahasiswa, tapi harus belajar mulai lahir sampai mati. Utlubul `ilma minal mahdi ilal lahdi, long life education, long life learning, sebutnya.

Di hadapan para santri dan mahasiswa Universitas Hasyim Asyari (Unhasy), Menteri Nasir mengingatkan untuk tidak boleh memperlakukan sesama mahasiswa secara berbeda karena perbedaan suku dan agama.

Menristekdikti akan memberi sanksi perguruan tinggi yang melakukan atau membiarkan diskriminasi terjadi.

“Saya sampaikan kepada rektor di seluruh Indonesia, khususnya perguruan tinggi negeri, rektor tidak boleh melakukan diskriminasi pada semua rakyat Indonesia yang sedang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi tersebut, apakah dari Papua atau daerah lain, apakah agamanya berbeda. Saya sampaikan kalau rektor perguruan tinggi melakukan diskriminasi, rektornya akan saya berikan sanksi tidak main-main. Sanksinya bisa sanksi berat, bisa pemberhentian,” tegasnya. (man)

Loading...