Batu Granit di Hutan Lindung Gunung Kijang Dijarah

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Hutan Lindung Gunung Kijang di Kecamatan Gunungkijang, tak berhenti “disiksa”. Setelah semua kayu besarnya punah dijarah. Kini, batu granit yang ada di perut hutan pun dijarah.

Penambangan batu granit itu sudah berlangsung puluhan tahun. Dan, nyaris tanpa kendala sama sekali. Lori-lori granit pun bebas keluar masuk hutan.

batu granit di bintan dijarah 1
Foto – suarasiber.com

Untuk, mengangkut batu granit dari hutan lindung itu. Setiap hari rata-rata belasan kali lori yang masuk keluar hutan lindung.

“Sekarang ada beberapa kelompok, Pak, semuanya ada belasan orang. Satu kelompok ada yang dua orang atau tiga orang,” kata seorang penambang sebut saja namanya Aki, menjawab suarasiber.com, Selasa (6/8/2019).

Aki mengakui sudah menambang puluhan tahun di Hutan Lindung Gunung Kijang. Tidak ada hambatan apapun. Dia juga tidak tahu itu hutan lindung, karena tidak ada papan pengumuman atau pemberitahuan.

Dalam pengamatan di lapangan, mereka menambang secara tradisional. Palu, dan tenaga menjadi andalannya. Batu granit ukuran besar dipanaskan dulu dengan cara dibakar. Setelah itu dipahat dengan palu.

Baca Juga:

Wabup Anambas Ingin PP Terus Berikan Ide Berkualitas

Surah Al Alaq Motivasi Alias Wello untuk Terus Kuliah

Mahasiswa UMRAH Olah Biji Durian Jadi Makanan Ringan

Pemuda Berdarah Perancis yang Lolos Akmil Ternyata Yatim dan Jebolan Ponpes

Batu granit hasil penambangan tradisional ini dijemput dengan lori. Harga satu lori sekitar Rp400 ribu hingga Rp420 ribu. Meski tradisional, namun ada puluhan bekas batu granit yang ditambang.

Bekasnya terlihat di sana-sini di kemiringan gunung. Jika hujan deras bekas-bekas batu yang ditambang tergerus air. Dan, kondisinya rawan longsor.

Hingga redaksi meninggalkan lokasi hutan lindung sekitar pukul 11.30, aktivitas penambangan granit liar masih terus berlangsung. Entah sampai kapan. (mat)

Loading...