Masih Pesan Komjen Arief: Ini Bukan Penitipan Anak, Tak Bisa Lagi Seenaknya!

Loading...

SEMARANG (suarasiber) – Di hadapan 233 calon taruna dan 31 taruni Akpol, Kalemdiklat Polri Komjenj Arief Sulistyanto tak hanya berpesan soal petarung dan ayam sayur, namun juga pesan lain.

Sejak dinyatakan lulus dan dididik di Akpol, mereka tak boleh lagi berperilaku sembarangan.

“Tidak bisa lagi selengekan, seenaknya, celometan. Kalian memasuki kehidupan Taruna yang penuh etika dan peraturan untuk membentuk pribadi yang baik. Sehingga saya minta siapkan mental dan fisik kalian,” tambahnya.

kalemdiklat arief di akpol semarang 3
Komjen Arief Sulistyanto bersama sejumlah anggota Kompolnas. Foto – lemdiklat polri

Pendidikan di Akpol berbeda dengan pendidikan di tempat lain. Nilai disipin, etika, dan nilai-nilai profesi akan selalu ditanamkan. Negara memberi tanggung jawab kepada Lemdiklat Polri mendidik mereka selama empat tahun untuk mejadi perwira terbaik yang tangguh dan petarung yang profesional.

“Empat tahun bukan waktu yang pendek. Selama itulah sudah disiapkan kurikulum untuk mengubah karakter kalian menjadi seorang yang dewasa dalam berpikir, dan bertindak. Tidak ada lagi kekakanak-kanakan. Ingat akademi kepolisian itu pusat pendidikan perwira Polri yang profesinal. Bukan tempat pendidikan atau penitipan anak. Bukan play group atau kelompok bermain,” urainya.

Semuanya diminta menanggalkan latar belakangnya. Meski anak jenderal, kopral, pengusaha, petani, tukang ojek akan diperlakukan sama. Mereka diberikan jatah yang sama mulai dari pakaian, pelajaran, hingga makan yang sama.

Itu semua menunjukkan Lemdiklat tidak membedakan, tidak peduli apa latar belakang para calon taruna.

“Beritahu orang tua kalian untuk tidak ikut campur dalam proses pendidikan ini. Lepaskan bayang-bayang orang tua kalian. Akademi Kepolisian memiliki syandard tinggi dalam proses belajar mengajar dan kami akan menerapkan standard itu untuk mendidik kalian” tegasnya.

Arief juga meminta mereka untuk tidak ada yang sedikit-sedikit lapor orang tua. Kalau ada yang masih seperti itu, ia meminta yang bersangkutan mundur saja.

Polri ingin melahirkan Perwira yang tanggap, tanggon , trengginas dan berintegritas. Itu harus dimulai dari sekarang. Tumbuhkan semangat dan kompetisi yang sehat.

“Pagi ini saya melihat ada yang ngantuk, mulai besok tidak ada yang ngantuk lagi. Ngantuk adalah musuh pertama yang harus kalian lawan,” ujar Arief saat menegur calon taruna yang ngantuk.

Arief juga meminta mereka untuk menumbuhkan kompetisi yang sehat diantara para Taruna. Kompetisi pertama adalah melawan diri sendiri. Tumbuhkan kompetisi yang sehat dan tanamkan jiwa korsa yang baik. Membantu dalam kebaikan, bukan dalam menutupi kesalahan dan kejahatan.

“Tunjukan jati diri kalian untuk menjadi polisi melindung dan mengayomi. Jangan jadi musuh masyarakat. Hilangkan pikiran kalian untuk menjadi polisi supaya kaya. Kalau ingin kaya tidak disini, tapi jadi pengusaha saja,” tambahnya.

Dalam kesempatan terakhir Arief memberikan yel yel semangat kepada calon taruna baru.

Saya Taruna, Saya Bisa, Saya Kuat dan Saya Juara! (mat)

Loading...