Pulau Tambelan, Primadona yang Terabaikan

Loading...

Kilas Balik 17 Tahun Terbentuknya Provinsi Kepri

Pulau Tambelan menarik untuk dibicarakan. Berdasarkan UU No 23 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, diamanatkan bahwa hakikat dan tujuan pembentukan suatu daerah otonom adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya, meningkatkan koordinasi dengan perangkat-perangkat di bawahnya serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (publik service).

Inilah faktor-faktor yang melatarbelakangi dan mendorong para tokoh pendiri untuk berjuang membentuk Provinsi Kepulauan Riau. Di dlam tokoh pendiri itu, ada putera-putera terbaik dari Pulau Tambelan yang notabene di dalam hati mereka pastilah terkandung niat yang kuat dan ikhlas untuk berjuang menyejahterakan masyarakat di Kecamatan Tambelan.

Bak pepatah orang-orang tua, sekali mendayung dua tiga pulau terjangkau. Mereka telah banyak berjasa terhadap negeri ini, kenapa kita bisanya berpangku tangan berdiam diri hanya sekadar menikmati hasil-hasil perjuangan mereka.

Mungkin ada diantara mereka telah tua bahkan telah tiada. Mereka merasa sedih namun sudah tidak berdaya. Jasamu akan dikenang sepanjang masa. Perjuangan itu telah terwujud, namun pertanyaannya apakah misi utama untuk menyejahterakan masyarakat Tambelan sudah tercapai?

Perjuangan yang Dilematis

Sejarah mencatat, perjuangan pembentukan Provinsi Kepri sangatlah berat. Bukanlah seperti membalik telapak tangan. Bahwa perjuangan panjang itu telah mengorbankan jiwa dan raga serta harta benda. Hal ini perlu menjadi pelajaran dan diwariskan kepada generasi penerusnya.

Bahwa kalau niat untuk berjuang itu pastilah berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian. Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian. Dan berjuang itu pastilah banyak mendapat hambatan, rintangan dan cemoohan orang.

Artinya kalau hidup mau berhasil, mau sukses harus berusaha kuat dan bekerja keras serta berdoa. Seperti kata pepatah habis gelap terbitlah terang. Maka nilai-nilai seperti inilah yang perlu dipelajari, diresapi dan diwariskan kepada generasi-generasi penerusnya serta diambil hikmah pelajarannya.

Momentum Kelahiran Provinsi Kepri pada tanggal 24 September 2002 yang terbentuk dgn UU Nomor 25 Tahun 2002, telah melahirkan 8 kabupaten/kota, salah satunya Kabupaten Bintan. Posisi Kecamatan Tambelan saat itu sangat dilematis. Ada 2 opsi pilihan yang berat bagi orang-orang tua kita pendiri Provinsi Kepri.

Apakah Tambelan masuk ke Kabupaten Anambas atau Kabupaten Bintan. Pilihan yang sulit ini, akhirnya diputuskan Kecamatan Tambelan masuk kedalam wilayah Kabupaten Bintan. Perjuangan bukan tanpa risiko atau tanpa beban dan makanya perjuangan itu belum selesai, perlu dilanjutkan. Timbul pertanyaan, apakah komitmen Pemerintah Bintan telah berhasil menyejahterakan masyarakat Pulau Tambelan.

Pulau Tambelan, Antara Harapan dan Kenyataan

Saat ini usia provinsi Kepri memasuki 17 tahun, artinya sama umur Kecamatan Tambelan bergabung dengan Kabupaten Bintan, banyak harapan yang digantungkan kepada Pemerintah Provinsi Kepri. Banyak pula impian yang diharapkan kepada Pemkab Bintan.

Selama kurun waktu itu, terasa riak gerak roda pembangunan di Kecamatan Tambelan terasa sangat lambat dan terkesan diabaikan. Banyak potensi yang diberikan Alah SWT kepada negeri ini, yang belum terkelola dengan baik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya.

Pulau Tambelan memiliki potensi sektor perikanan yang besar dan luas dikelilingi Laut Natuna (dulunya Laut Cina Selatan), sektor pariwisata yang indah dan memesona dengan keindahan bahari, terumbu karang dan air laut yang jernih, pantai yang memanjang dan bersih serta potensi-potensi sektor lainnya yang mempesona dan menggiurkan. Bak mutiara yang indah tapi belum tersentuh.

Baca Juga:

Titiek Soeharto Yakin, Prabowo dalam Kondisi Sehat dan Baik

KPU Anambas Bentuk 3 Tim Awasi Pemilu 2019

Alvin Nugraha, Caleg DPR RI: Masyarakat Merindukan Era Pak Harto

Hujan dan Panas, Kampanye Jokowi Tetap Dibanjiri Warga

Dilihat dari sisi wilayah administratif Kabupaten Bintan, Kecamatan Tambelan merupakan daerah perbatasan dengan negara tetangga dan memiliki luas kawasan sekitar 356.905,00 hektare. Memiliki 84 buah pulau. Adapun jarak tempuh dari ibu kota kabupaten berkisar 185 kilometer sebagai daerah yang terpencil dan terluar di Kabupaten Bintan.

Dengan ibu kota berada di Desa Kampung Kukup, Kecamatan Tambelan terdiri dari tujuh desa yaitu Desa Batu Lepuk, Teluk Sekuni, Kampung Kukup, Kampung Hilir, Kampung Melayu, Pulau Pinang dan Pulang Mentebung. Dengan kondisi dan potensi yang dimiliki, maka perlu strategi khusus pembangunan yang tepat guna dan tepat sasaran, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Tambelan.

Masih Perlukah Tambelam Bergabung?

Tidak dipungkiri, selama bergabung dengan Kabupaten Bintan berbagai program dan kegiatan pembangunan telah dilaksanakan di Kecamatan Tambelan. Namun kenyataannya, program dan kegiatan pembangunan itu belum mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Tambelan, sebagai daerah terluar dan daerah perbatasan.
Alhasil Kecamatan Tambelan ini tetap menjadi kecamatan tertinggal dan terisolir.

Untuk itu, diperlukan rekayasa dan strategi khusus ini merupakan political well atau komitmen politik dan tanggung jawab politik dari pemkab Bintan untuk membangun Pulau Tambelan. Oleh karena itu,
sejarah mencatat bahwa Kecamatan Tambelan, dilihat dari wilayahnya lebih dekat dengan Pulau Kalimantan sehingga sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat setempat didatangkan dari Pulau Kalimantan. Dengan jarak tempuh lebih kurang 10-12 jam menggunakan kapal laut.

Selanjutnya demi mengejar cita-cita, maka sebagian besar anak-anak sekolah melanjutkan pendidikan di Pulau Kalimantan. Pada sisi lain, sejarah mencatat bahwa Kepulauan Tambelan juga diperebutkan oleh Provinsi Bangka Belitung, karena dianggap masuk dalam wilayahnya.

Bila dibandingkan dengan kemajuan 6 pulau atau 6 kecamatan disebelahnya yang telah bergabung dengan Kabupaten Anambas dan Natuna, dengan waktu pemekaran yang sama, timbul pertanyaan. Masih perlukah Kecamatan Tambelan bergabung dengan Kabupaten Bintan? ***

Penulis Drs H Fakhrizal Usman MSi – Putera asli Tambelan bermastautin di Pekanbaru

Loading...