Ajax Away, Misi Deja Vu ke Markas Tottenham

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Ajax away, ya! Si pembunuh raksasa Real Madrid, dan Juventus, lebih dulu akan melawat ke kandang Tottenham Hotspur di leg pertama semifinal Liga Champions, Rabu (2/5/2019) pukul 02.00.

Ajax, yang mantan juara Eropa empat kali, 1971, 1972, 1973, dan 1995 serta dua kali runner-up tahun 1969 dan 1996, tengah berjuang mengembalikan era kejayaannya. Peluang itu ada, karena lini depan tuan rumah sedang pincang.

Penyerang andalan The Spurs, Harry Kane yang juga penyerang timnas Inggris diprediksi harus menepi dari lapangan hingga akhir musim. Cedera yang dideritanya memaksanya hilang dari rumput hijau.

Saat Kane tak bisa merumput, Son penyerang asal Korsel di The Spurs terbukti mampu mengambil alih perannya. Son Heung-min menjadi pahlawan kemenangan The Spurs atas Man City di babak perempatfinal.

Trigol diciptakan Son di dua laga melawan Man City. Sayangnya, Son terkena hukuman akumulasi kartu. Sehingga tak bisa merumput di leg pertama melawan kesebelasan dari Amsterdam.

Ajax Away Bikin Pochettino Pusing

Mauricio Pochettino, manajer The Lillywhites mestinya pusing tujuh keliling. Karena dua penyerang hebatnya absen di laga penting yang menjadi Ajax Away, untuk berjaya lagi di Eropa.

Namun, manajer yang gemar memainkan sepakbola menyerang itu enggan pesimis. Apalagi dia punya kiper hebat, Hugo Lloris, yang berulangkali menjadi dewa penyelamat The Spurs.

Pelatih The Spurs harus berpikir matang mengantar rimnya menghadapi Ajax away
Pelatih The Spurs harus berpikir matang mengantar rimnya menghadapi Ajax away. Foto – instagram/spursofficial

Itu juga yang membuatnya tetap punya keyakinan untuk mengalahkan kesebalasan ini di rumah baru The Spurs. Caranya cuma satu, serang terus! Untuk mematahkan misi Ajax Away.

Melawan Ajax yang juga tampil selalu menyerang, manajer asal Argentina itu bertekad mencetak sejarah di Liga Champions, final dan juara Liga Champions.

Berbeda dengan Ajax, yang sudah berulangkali berlaga di final, dan berulangkali juga menjadi juara Eropa, bagi The Spurs ini yang kedua setelah tahun 1962.

Itu yang memotivasi Pochettino untuk menang. Namun, waktu istirahat yang pendek dibanding yang diperolehnya, diprediksi akan menjadi kendala. Jika The Spurs harus bermain menyerang.

The Spurs hanya punya tiga hari setelah merumput di Liga Inggris akhir pekan lalu. Sedangkan Ajax punya waktu sepekan penuh beristirahat, cukup untuk menjalankan misi Ajax away.

Mental Juara

Waktu istirahat yang panjang itu akan dimanfaatkan maksimal oleh pelatih, Erik ten Hag. Strateginya yang selalu menyerang atau serangan balik cepat, memang memerlukan energi besar.

Energi yang mampu dicurahkan kombinasi pemain muda dan senior di Ajax. Strategi itu juga yang digunakan saat menyingkirkan dua klub raksasa di dunia, Real Madrid, dan Juventus.

Semangat besar untuk mengulang kembali kejayaan menjadi juara Eropa empat kali, Deja Vu, menjadi penambah energi. Untuk mengulang kembali era kejayaan mereka.

Peluang yang belum tahu datang setiap tahun. Apalagi para pemain Ajax tengah dalam kondisi bugar. Seperti menemukan kembali jalan menuju kemenangan.

Dua semangat kuat dari dua tim ini, diprediksi akan menghadirkan laga yang seru hingga peluit akhir ditiup. Namun, Pochettino patut lebih waspada.

Selain karena barisan depannya yang pincang, juga karena pengalaman dan mental juara Eropa yang dimiliki Ajax. (mat)

Loading...