Bocah Pencuci Bus Itu Menjadi Bupati Bintan Dua Periode (bagian 2)

Loading...

Tamat SD, Ansar Ahmad melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 4 Tanjungpinang lalu SMA Negeri 2 Tanjungpinang. Salah satu tempat favorit remaja kelahiran Kijang ini masjid. Justru di masjidlah kepribadiannya semakin matang.

Sigit Rachmat – Tanjungpinang

Sepulang sekolah, Ansar tetap membantu pekerjaan ibunya. Jika dilihatnya kayu bakar menipis, tanpa disuruh Ansar pergi keluar untuk mencari kayu bakar. Dengan kayu bakar itulah ibunya bisa memasak.

Luangnya waktu juga dimanfaatkannya untuk bekerja sebagai buruh bangunan. Upahnya diberikan kepada ibunya, untuk diatur, termasuk membiayai sekolahnya di Tanjungpinang. Tak pernah terlintas dalam benak Ansar bahwa pekerjaan seperti buruh bangunan sebenarnya bukan pekerjaan anak seusianya kala itu.

Ansar Ahmad memimpin teman-temannya saat lomba gerak jalan di Tanjungpinang, Jiwa kepemimpinan yang sudah terlihat sejak remaja. f-dok keluarga

Di SMA, Ansar aktif mengikuti berbagai kegiatan. Dari foto jadul yang dikirimkan kepada suarasiber. com, tampak Ansar memimpin teman-temannya saat mengikuti lomba gerak jalan yang menjadi tradisi di Tanjungpinang.

Akhirnya pendidikan di SMA dilaluinya.

Ansar tahu pendidikan itu penting. Pengorbanan ibunya juga salah satu alasannya agar Ansar dan sudaranya bisa tetap sekolah. Ibuya ikhlas bekerja serabutan demi pendidikan anak-anaknya.

Ketika niat untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah menguat, Ansar tidak bisa mengutarakan kepada ibunya hanya untuk meminta uang. Karena ia tahu pasti, ibunya tak ada uang untuk biaya kuliah.

Ansar pun kembali memutar otak. Akhirnya ia berjualan buah-buahan, hingga terkumpul uang Rp90 ribu. Dengan niat tulus, meminta restu ibunya yang mendoakannya sepenuh jiwa, Ansar berangkat ke Pekanbaru untuk mendaftarkan diri di Universitas Riau.

Ansar memang diterima di perguruan tinggi favoritnya. Ia masuk Fakultas Ekonomi. Namun di perantauan, tantangan terbesarnya ialah bagaimana ia harus membiayai dirinya sendiri. Ia tak lagi remaja SMP atau SMA. Mahasiswa, tentu lebih banyak membutuhkan uang.

Siapa yang gayanya paling santai, itulah Ansar Ahmad. f-dok keluarga

Ansar menyewa sebuah rumah kecil dengan kebun kangkung di sekelilingnya. Ia mendiaminya hingga tahun 1984.

Pekerjaan lamanya pun kembali dilakoni. Sambil kuliah, Ansar ikut kerja sebagai buruh bangunan. Sementara guru mengaji tak ditinggalkannya. Ia mengajari mengaji dari rumah ke rumah. Begitulah seorang Ansar menyeimbangkan dunia dan akhiratnya.

Pergaulannya semakin luas. Apalagi ia gemar berorganisasi. Pribadinya yang sederhana, tipikal yang supel dan gampang menjadi teman baru membuatnya diterima di lingkungan barunya. Untuk urusan sosialisasi Ansarlah jagonya. Namanya mulai diperhitungkan sebagai mahasiswa.

Tuhan tidak pernah tidur. Suatu saat program beasiswa yang dikutinya berhasil, sehingga sedikit banyak bisa mengurangi beban ekonomi mahasiswa ini.

Memiliki jiwa kepemimpinan dan mengasahnya sejak kecil membuatnya mudah masuk sebagai pengelola koperasi di kampusnya. Lewat tangan dingin Ansar dibantu teman-teman pengelola lain, koperasi mahasiswa itu pun tumbuh berkembang.

Tipikalnya yang supel dan pandai bergaul membuat Ansar Ahmad (kedua dari kanan) mudah diterima di banyak kalangan. f-dok keluarga

Dan Ansar pun mendapatkan uang tambahan. Namun tidak semua uang beasiswa dan upah sebagai pengelola koperasi digunakan untuk kebutuhannya sendiri. Kalau hanya ingin memusakan diri sendiri, mungkin Ansar bisa melakukannya saat itu. Toh Ansar adalah seorang anak yang lahir dari seorang rahim ibu, yang diyakininya selalu mendoakannya di mana ia berada.

“Saya kirimkan juga untuk ibu di Kijang,” tutur Ansar kepada suarasiber.com dalam sebuah obrolan santai.

Belajar berorganisasi dimatangkannya di kampus. Tak butuh waktu lama ia bisa duduk dalam senat mahasiswa. Di tahun kedua kuliahnya, Ansar adalah Ketua Senat Mahasiswa di fakultasnya. Jabatan yang tidak sembarang mahasiswa bisa meraihnya.

Ia melepas lajang pada tahun 1980, dengan menikahi Dewi Kumala Sari. Saat itu ia masih memimpin Gabungan Koperasi. Ia baru kembali ke Tanjungpinang setelah meraih gelar sarjana ekonomi. Debut pertamanya di dunia pemerintahan ialah pegawai Dispenda Kabupaten Riau Kepulauan di Tanjungpinang.

Baca Juga:

Persakmi Kepri Segera Gelar Diskusi Jabatan Fungsional Kesehatan Masyarakat

Beranikah Gubernur Nyatakan Kepri Darurat Air Baku?

160 Bintara Remaja Bersujud di Halaman Polda Kepri

Bupati Anambas: Intinya Kami Minta Jaringan 2G Menjadi 4G

Fokus dalam pekerjaan, karib dengan semua pegawai dan ramah menjadi bekal bagi Ansar sehingga ia dipercaya menjadi Kabag Pembangunan lalu Kabag Perekonomian. Sementara kegiatan berorganisasinya masih terus dijalankan. Ia pun berteman dengan banyak tokoh politik.

Tanggal 23 Oktober 2000, Ansar adalah Wakil Bupati mendampingi Huzrin Hood yang mengabdi untuk Kabupaten Kepri masa jabatan 2000 – 2005. Sebenarnya banyak orang percaya apa yang diraihnya merupakan spekulasi. Bagi Ansar, spekulasi yang matang layak untuk dilakukan. Dan ia membuktikannya.

Tiga tahun berselang, Bupati Huzrin Hood tersandung persoalan hukum dan Ansar pun harus menggantikan tugas Huzrin sebagai Pelaksana Tugas Bupati Kepri.

Bocah yatim pencuci bus itu mengejar mimpinya lewat kerja keras dan ia menyebutnya perjuangan penuh air mata. Anak seorang perempuan miskin yang lahir di kampung itu memenangkan Pilkada pada 2005, berpasangan dengan Mastur Taher.

Ansar Ahmad dalam sebuah foto kenangan. f-dok keluarga

Pada tahun 2006, Kabupaten Kepri berganti namanya menjadi Kabupaten Bintan. Sukses di 5 tahun pertamanya, masyarakat Bintan kembali memilihnya menjadi Bupati periode 2010 – 2015. Kali ini Ansar berpasangan dengan Khazalik.

Sejumlah prestasi diukirnya. Pusat pemerintahan dipindahkannya ke Bintan Buyu. Letaknya merupakan perwujudan rasa keadilan bagi masyarakat Bintan karena berada di tengah-tengah. Kantor DPRD Bintan yang semula berada di Kota Tanjungpinang juga dipindakan ke Bintan Buyu.

Saat ini, Ansar meneruskan impiannya dengan maju ke Senayan. (selesai)

Loading...