Perempuan Terkaya di Indonesia Ini Mengaku Betah di Tanjungpinang, Apa Alasannya?

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Sungguh menyenangkan berbincang dengan Siti Hartati Murdaya (72), salah satu perempuan terkaya di Indonesia dengan kekayaan sekitar Rp 20,3 triliun itu. Meski hanya dilakukan di tengah keramaian malam Imlek 2019 di tengah Jalan Merdeka, Tanjungpinang, ia melayani permintaan wawancara dengan gembira. Jauh dari kesan jaim sebagai orang terkaya.

Malam itu Siti Hartati Murdaya mengenakan gaun panjang merah menyala dari bahan sutera, masih terlihat muda di usianya yang sudah 72 tahun.

Sambil berjalan ke arah Vihara Bahtra Sasana bersama suarasiber.com, dia sedikit membuka rahasia kebugarannya itu.

“Saya betah di Tanjungpinang. Hawanya (cuaca dan suasana) enak,” kata Siti Hartati Murdaya, Selasa (5/2/2019) sekitar pukul 00.30 WIB.

Hal itu membuatnya, dan suaminya Murdaya Poo (77), betah berlama-lama di Ibu Kota Provinsi Kepri yang berpenduduk cuma sekitar 200 ribu orang ini.

Soal kebugaran tubuhnya, ia membocorkan rahasianya. “Saya viji. Vegetarian. Makan sayur… Menghemat,” candanya dengan tersenyum.

Tanjungpinang memang cuma kota kecil, namun punya keunikan yang tak dijumpai di tempat lain di Tanah Air.

Sejarahnya yang sangat panjang, membuat Tanjungpinang menjadi kota dengan penduduk yang sangat heterogen.

Di kota ini, tidak ada sekat-sekat pergaulan yang dibatasi etnis. Kawin campur antaretnis juga menjadi hal yang jamak. Termasuk antara Tionghoa dengan etnis lainnya.

Itu juga yang membuat perayaan malam Imlek di Jalan Merdeka Tanjungpinang, ditaja dengan tajuk Indahnya Kebersamaan.

Kebersamaan itu juga terlihat dari ribuan pengunjung yang hadir di acara itu. Tak cuma etnis Tionghoa, nyaris semua etnis yang ada di Tanjungpinang juga hadir.

Baca Juga:

Kapolres Tanjungpinang Narasumber Pengamanan Pemilu di Kodim 0315

Polres Tanjungpinang Terjunkan 350 Personel Amankan TPS pada Pemilu Serentak

Ada Gigi Naga di Kepri

Sepatu Jadi Tempat Sembunyikan Narkotika, 2 Lelaki Ini Terancam Masuk penjara

Hawa (cuaca dan suasana) itu yang membuat perempuan pemilik grup bisnis Central Cipta Murdaya, betah berlama-lama di Tanjungpinang.

“Saya pasti akan ke Tanjungpinang lagi. Kan ada Walubi (Perwalian Umat Buddha Indonesia) di sini,” ucap Ketua Umum Walubi ini.

Sebagai pebisnis, dia juga tak menutup kemungkinan untuk berinvestasi di Tanjungpinang.

“Jika diizinkan (berinvestasi),” jawabnya tetap dengan senyuman sembari berpamitan masuk ke Vihara Bahtra Sasana untuk berdoa. (mat)

Loading...