Suami Istri Ini Kuliahkan Anaknya dari Jualan Kaki Lima

Loading...

BATAM (suarasiber) – Keinginan memiliki anak yang berpendidikan begitu kuat dalam diri Wisnu dan istrinya. Perantau yang kini tinggal di Batam, Kepri ini tak menginginkan masa depan anak-anaknya seperti orang tuanya.

Sempat bekerja di sejumlah tempat, akhirnya tahun 2012 pasangan perantau asal Surabaya, Jawa Timur ini memantapkan diri membuka Warung Karunia. Warung kaki lima dengan menu andalan sop tulang.

Lokasinya di sudut sebuah toko, di kawasan pusat perbelanjaan Top 100, Bengkong, Batam. Penanda usaha Wisnu dan istrinya hanya spanduk yang sudah usang, dengan tulisan Warung Karunia.

Dalam berjualan, Wisnu menjalaninya sebatas kemampuan. Apalagi usianya sudah kepala 5, sehingga jam bukanya hanya dari pukul 16.00 WIB sampai 23.00 WIB.

“Kami percaya, setiap manusia diberikan rezeki jika mau berupaya. Dan kami telah berupaya, Insyaallah diberikan rezeki,” tutur Wisnu kepada suarasiber, Jumat (18/1/2019) malam.

Selain itu, Wisnu juga tidak membatasi jiwa sosialnya. Ia dikenal sebagai orang yang suka membantu, bergaul dan mencari sahabat.

Baca Juga :

Palka Buritan Lepas Jadi Penyebab Tenggelamnya Kapal TB Charly

Lagi, Kapal Tenggelam di Perairan Kepri

Dihalau dari Jemaja, 34 Perempuan Penghibur Dipulangkan Disaksikan Ratusan Warga

Tangani Banjir di Tanjungpinang, Perlu Koordinasi Bersama Pemprov Kepri

Nama Warung Karunia memiliki sejarah bagi Wisnu dan istrinya. Kurnia merupakan kependekan dari anak pertamanya, Wawan Kurniawan yang saat ini sudah menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi di Batam. Sementara adiknya, masih duduk di bangku SMA.

Dari hasil kaki lima Wisnu dan istrinya membiayai pendidikan anak-anak mereka. Sama seperti Wawan, Wisnu pun ingin menguliahkan anak keduanya kelak. Untuk itu, ia senantiasa berusaha dan berdoa setiap saat.

Setiap hari Wisnu membongkar pasang warung kaki limanya. Sejumlah kejadian singgah dalam perjalanan usahanya. “Beberapa kali ada pembeli ketinggalan dompetnya, ikhlaskan saja. Ada orang yang memang tak punya uang ingin mencoba sop tulang, tak ada salahnya kita suruh merasakannya,” Wisnu mengisahkan.

Wisnu berprinsip, bersedekah adalah tuntutan walaupun dalam keadaan sempit.

Si sulung, Wawan Kurinawan sendiri tak ingin merepotkan orang tuanya setiap saat. Dengan kreativitasnya, ia belajar ilmu rekaman dan sekarang membuka jasa rekaman dengan perangkat komputer dan alat lainnya.

Di ujung pembicaraan dengan suarasiber.com, Wisnu mengingatkan usaha apapun ada suka dukanya. Bukan sekali dua kali sop tulangnya hanya laku beberapa mangkok. Padahal per porsi hanya Rp15 ribu.

Lapang dada, teguh, penuh keyakinan dan berbuat baik kepada banyak orang, itulah Wisnu dan Warung Kurnianya. (zay)

Loading...