Sejarah Kampung Tambak di Tanjungpinang, Musala Tua jadi Penanda
TANJUNGPINANG (suarasiber) – Salah satu pusat bisnis di Tanjungpinang di Jalan Tambak, yang kerap juga disebut Kampung Tambak. Seperti umumnya kawasan bisnis, mayoritas penghuninya berasal dari etnis Tionghoa.
Deretan pertokoan dari pangkal jalan hingga ke ujung jalan menjadi ciri khas di kawasan ini. Ada juga musala, dan taman kanak-kanak yang sudah berdiri puluhan tahun.
Kedua bangunan tua itu menjadi penanda, bahwa sebelum berkembang menjadi kawasan bisnis, di sini pernah menjadi perkampungan. Kampung Tambak, yang mayoritas penduduknya warga Melayu.
Kampung Tambak merupakan salah satu perkampungan awal di Tanjungpinang. Selain Kampung Jawa, Kampung Bugis, Kampung Bukit dan Kampung Cina (sekitaran Jalan Merdeka) serta beberapa kampung lainnya.
Baca Juga :
KSP Bukti Bahwa Kepri tak Gaptek
Kabupaten Lingga Gali Ilmu di Kepri Smart Province
Dipanggil, Digedor tak Menyahut, Rupanya Budi Meninggal di Kabin Truk
Pejabat Eselon II Bintan Dirotasi, Berikut Daftar Lengkapnya
Mengapa Pusat Kuliner di Tanjungpinang Itu Disebut Potong Lembu? Ini Asal Usulnya
Walau berlabel Kampung Tambak, jangan pernah berusaha mencari tambak di kawasan ini. Jangankan tambak, bekas tambak pun tak ada.
Sekarang memang tak ada, tapi dulunya di kawasan ini memang ada tambaknya. Sebagaimana yang disampaikan Koordinator Perpustakaan dan Dokumentasi Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri, Dedi Arman menjawab suarasiber.com, Jumat (25/1/2019).
Menurut Dedi, dinamakan Kampung Tambak karena dulunya di sini terdapat sebuah tambak besar.
Tambak tersebut, imbuh Desi, dibangun masyarakat secara gotong royong. “Sekarang sudah hilang tambaknya. Sudah berubah menjadi kawasan bisnis dan permukiman padat.” (mat)