Puisi Tinta Malam tentang Kerinduan

Loading...
Awal Tahun Ini, Aku Merindukanmu

Aku tak mencatat waktu, karena setiap detik masih melekat
tentang cantikmu saat bermanja di bawah randu
tentang manjamu yang tak sedikit pun mengurangi cantikmu
tentang anak rambutmu yang berkali-kali kusibakkan agar tak menutupi matamu
karena kutahu mata itu tengah memandangku
dengan debur kerinduan di dalamnya

Aku tidak menanggalkan tanggalan sebagai tanda tahun berganti
waktu itu masih basah aliran darahku
hal tersulit dalam hidupku adalah melupakanmu
tentang renjana yang selalu kita ikrarkan
ah, iya… di kaki gunung yang berdiri di ujung kampung kita
semuanya menjadi cerita
burung melayang menyampaikan rasa cinta ke awan
gemericik air labuhkan perasaan yang mengalir
dedaunan jatuh adalah pesan cinta kita tak akan rapuh

Aku tak perlu melihat bulan
karena aku tahu sudah begitu lama engkau tak duduk di sana

Baca Juga :

Dua Tersangka Korupsi Rp5 M Pelabuhan Dompak Pindah Tahanan

Refleksi Setahun Banjir, KNPI Jemaja Prakarsai Zikir Bersama

Harbaiyah Gantikan Arif Jumana di DPRD Bintan

Pemkab Lingga Kembali Meraih Piala Adipura

Januari tahun ini aku merindukanmu, seperti setiap januari tiba
kata-kata cinta ingin meledak
sumbunya menyala, akankah engkau melihatnya
saat membubung ke langit malam dan tepat di dekat sebuah bintang
bintang kalah terang
rembulan kalah padang

Kadang ingin kususun sebuah pertemuan
: seperti apa engkau sekarang
: cantikkah seperti dulu
atau hanya engkau beri palingan muka
dan beranjak begitu saja
ah, tidak, pasti itu bukan dirimu
engkau pasti menunggu, tepat di bawah ranting pohon yang dulu selalu berlagu
parasmu yang kemerahan, matamu yang berbinar, bibirmu yang gemetar

Entah ingin kusebut apa engkau di awal januari ini
………….. rinduku masih abadi

Tanjungpinang, 10 Januari 2019

Tinta Malam adalah nama penanya, perantau yang sekarang merasa Tanjungpinang sebagai tempatnya berkeluh, bersenandung, sedih dan suka. Tidak pernah merasa bisa membuat puisi, namun tak pernah mampu menahan sesuatu dalam jiwa. Hingga keluarlah menjadi bukit kata-kata. Dan malam baginya adalah teman, selain secangkir kopi sambil menulis… sesuatu

Loading...