Sudah Biasa, Jawaban Warga Kundur Saat Diterjang Banjir Rob

Loading...

KARIMUN (suarasiber) – Bagi sebagian warga yang wilayah permukimannya tak pernah diterjang banjir, genangan air di depan rumah atau masuk ke rumah adalah musibah. Panik. Namun bagi sebagian warga Kundur, Tanjungbalai Karimun, hal semacam itu tak lagi mengagetkan.

Dengar saja pengakuan seorang pekerja pada salah satu agen kapal, Igun. “Banjir rob hari ini terjadi dan memang permukaan air pasang sangat tinggi,” tutur Igun seperti dilansir dari batamclick.com, Senin (24/12/2018).

Ia menyebutkan, sehari sebelumnya atau Ahad (23/12/2018) permukaan air laut belum naik. Baru tanggal 24 rob datang. Menurutnya, kemungkinan hari berikutnya akan tinggi lagi airnya.

Menghadapi kondisi seperti itu, warga Kundur tak merasa asing lagi. Banjir rob di daerah ini seakan menjadi langganan tiap tahun, di bulan Desember.

“Masyarakat Kundur menyebutnya dengan Pasang Keling. Berbeda dengan pasang air laut biasa, ini sangat tinggi dan biasanya kalau sudah puncaknya akan merendam permukiman warga,” katanya.

Baca Juga :

Terima Bantuan, Warga Dapur Arang Diingatkan tidak Lupa Salat

Pemkab Natuna Terima Motor dan Kapal dari Pemerintah Pusat

Serahkan Sertifikat Tanah, Gubernur Pesan Jangan Asal Diagunkan ke Bank

Dibanding 2017, Tahun 2018 Orang Tanjungpinang Tambah Kaya

Namun bagi fasilitas umum yang melayani masyarakat seperti Pelabuhan Tanjungbatu, antisipasi sudah dilakukan untuk enyelamatkan dokumen dan aris agar tak basah atau terseret arus banjir rob.

Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Tanjungbatu Kundur, Eko Arisetiawan memperkirakan banjir rob yang menerjang Pelabuhan Tanjungbatu mencapai puncak pada 7 Januari 2019. ia menyebut, banjir yang terjadi Senin merupakan fenomena air laut yang sudah menjadi langganan.

“Banjir rob biasanya terjadi hanya satu hari, dan akan terjadi lagi pada hari ke-30 jika mengikut terbitnya bulan. Jadi ke depan tanggal 7 atau 8 Januari rob menerjang lagi. Biasanya akan lebih dalam lagi,” ujar Eko.

Mengantisipasi banjir susulan tersebut, pihak UPP Tanjungbatu Kundur mulai memindahkan sedikit demi sedikit barang-barang yang dinilai sangat penting untuk diselamatkan, dengan memindahkan ke tempat lebih tinggi.

Sementara, Kepala BMKG Tanjungbalai Karimun, Raden Eko mengatakan, bajir rob yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Karimun disebabkan pengaruh dari air laut yang pasang cukup tinggi.

“Tingginya air laut yang pasang ini karena adanya gravitasi bulan. Kondisi air pasang tinggi ini akan terus terjadi sampai awal tahun 2019,” kata Raden Eko, singkat.

Sekadar informasi, wilayah Pulau Kundur dan sekitarnya diterjang banjir rob, sejak Senin (24/12/2018) pukul 10.45 WIB, dengan ketinggian air sekitar betis orang dewasa.

Namun kondisi ini tidak mengganggu aktivitas penumpang yang akan berangkat maupun yang baru tiba, karena ruang tunggu pelabuhan cukup tinggi. (mat)

Loading...