Pasar Warisan di Penyengat, Menikmati Jajanan Zaman Dulu dengan Uang Kuno

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Jangan bangga memiliki lembaran rupiah baru yang masih hangat, baru keluar dari mesin ATM, jika Anda berada di Pasar Warisan, Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepri. Karena uang itu tak laku dibelanjakan berbagai makanan dan souvenir di pasar ini.

Pasar Warisan dibuka untuk masyarakat pada Oktober 2018 lalu. Penggagasnya adalah Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan dikelola oleh GenPI Tanjungpinang. Konsepnya sederhana, menghidupkan kembali makanan atau kerajinan tangan tradisional masyarakat lokal.

Karena sengaja mengangkat nuansa “tempo doleloe” inilah uang modern Anda tak laku. Karena semua transaksi antara pembeli dan pedagang dilakukan dengan keton. Keton ini bentuknya bulat pipih. Pada sisinya dituliskan nilainya, 1 berarti Rp1 ribu, 2 artinya Rp2 ribu hingga 20 yang berarti Rp20 ribu.

Tukarkan uang Anda dengan uang zaman old yang disebut keton. F-nurali mahmudi/suarasiber

“Pengunjung yang ingin mencicipi makanan dan minuman tradisional di Pasar Warisan ini harus menukarkan uangnya dengan keton tadi,” tutur Kepala Pasar Warisan, Edy Harmoko yang saing itu, Ahad (2/12/2018) sibuk mengamati keramaian di Pasar Wisata.

Kekunoan lainnya bukan hanya soal makanan, minuman dan uangnya. Saat melewati pintu masuk, gapuranya mencerminkan gapura zaman old, gapura orang-orang kampung yang belum dikunjungi lampu listrik.

Menikmati makanan dan minuman khas Melayu di bawah rindangnya pepohonan, salah satu yang menimbulkan kerinduan di Pasar Warisan. F- nurali mahmudi/suarasiber

Pun dengan warung atau kedai yang menjual beraneka ragam makanan, minuman dan souvenir khas Melayu zaman dahulu. Atapnya rumbia, seperti atap pada gubuk-gubuk di tengah sawah yang ditunggu petani saat musim panen menjelang.

Tak ada dinding yang menutupi keempat sisi kedai. Hanya tiang dan atap serta meja. Justru di sinilah asyiknya jajan di Pasar Warisan di Pulau Penyengat. Pembeli bisa melihat dari dekat bagaimana makanan pesanannya dibuat. Komunikasi antara pembeli dan pedagang pun lancar, tanpa terhalang tembok atau dinding. Apalagi birokrasi.

Jika sudah mendapatkan makanan atau minuman yang dipesan, silakan bayar dengan keton yang tadi ditukarkan di dekat pintu masuk.

Fungsi keton ini tak ubahnya uang zaman now. Juga bisa dilakukan pengembalian dengan keton, karena nilainya berbeda-beda.

Baca Juga:

Jurusan-jurusan CPNS 2018 Pemko Tanjungpinang Ini Tanpa Pelamar

Sebut Presiden Jokowi Banci, Bareskrim dan Direskrimum Polda Sumsel Sidik Habib Bahar

Jika Diberi Mukena atau Jilbab, Lapor Bawaslu Ya Bu

Menurut Edy, sistem yang digunakan di Pasar Warisan bukanlah sewa. Para pedagang tidak menyewa lapak yang dipakai untuk berdagang.

“Kami pakai sistem persen. Dan keton memudahkan kami untuk sistem ini,” aku Edy.

Pasar Warisan ini terletak di Bukit Kursi, salah satu destinasi wisata yang ada di Pulau Penyengat. Lokasi ini bisa ditempuh menggunakan becak motor khas Penyengat. Bisa juga berjalan kaki, kira-kira 10 menit dari Masjid Sultan Riau Penyengat. Jalannya mendaki, melewati komplek pekuburan dengan pepohonan di kanan kiri.

Jangan cari kursi empuk seperti di kafe. Duduk menikmati makanan dan minuman bisa di segala tempat. Batang pohon yang roboh, bawah rindangnya pepohonan atau tempat lain yang bisa dipilih sendiri oleh pengunjung. Kalaupun ada, jumlahnya tak seberapa karena pengelola tempat ini agaknya memang ingin menampilkan kesan natural, alami.

Kemeriahan Pasar Warisan di Pulau Penyengat, Ahad (2/12/2018). f-nurali mahmudi/suarasiber

Pasar Warisan ini hanya ada pada hari Ahad, mulai jam 09.00 WIB sampai 15.00 WIB. Sejak dibuka, pasar ini telah mencuri hati bukan saja warga Tanjungpinang. Pengunjung juga datang dari daerah lain.

Jika selama ini Anda terpesona dengan Pasar Papringan di Temanggung, Jawa Tengah, yang viral, sementara Anda berada di Kepri, tak ada salahnya datang ke Pasar Warisan. (man)

Loading...