Kisah Mengharukan Badut Penari Biayai Sekolah 3 Adiknya (3 – Habis)

Loading...
Sehari Bagi Jam Kerja Dua Kali

Tahu bahwa menyekolahkan tiga orang, meski beda jenjang itu berat, Idor membuang setiap kemalasan. Ia tak membiarkan rasa malas itu melintas dalam pikirannya. Ia tak butuh obat khusus untuk membuang rasa malam itu, cukup dengan membayangkan tiga adiknya di kampung.

Nurali Mahmudi – Tanjungpinang

Idor mulai meninggalkan tempatnya bermalam pukul 07.00 WIB. Di Tanjungpinang, ia kos di sekitar Tepi Laut dengan biaya sewa yang murah. Dengan berjalan kaki ia menyusuri jalan dan gang. Pada pukul 12.00 WIB, Idor istirahat.

Kemudian ia akan berangkat lagi pada sehabis maghrib sampai jam 24.00 WIB. Seluruh perjalanan yang ditempuhnya dari dalam pakaian badut dilaluinya dengan jalan kaki. Jadi bagi Idor, dari GOR Kacapuri sampai Batu 9 jalan kaki pulang pergi sudah biasa baginya.

“Kalau saya pikirkan jauh, pasti rasanya berat. Nggak saya pikirkan, pokoknya jalan, dari toko ke toko menari, ada keramaian mendekat dan menari. Tiba-tiba sudah jam dua belas siang,” tutur Idor yang malam itu berbagi kisah hidup dengan suarasoiber.com, di sebuah kedai kopi bilangan Bintan Cantre.

Baca juga : 

Dua Pelajar Tenggelam di Trikora, Satu Meninggal, Satu Kritis

Idor beruntung sound system dan baju badut yang kini menjadi peralatan kerjanya sudah menjadi milik pribadi. Sebelumnya, ia menyewa keduanya, baik sound system maupun baju badutnya. Waktu itu ia masih tinggal di Batam, beberapa tahun lalu.

Di sela-sela pekerjaan tak tentunya sebagai kuli bangunan, ia terpikir untuk meminjam baju badut temannya yang diketahui lama tak dipakai. Demikian juga dengan sound systemnya, kedua perangkat ini disewakan Rp60 ribu per hari.

Mulailah Idor menjadi badut penari. Sekian lama menyisihkan hasil pekerjaannya, setelah dipakai untuk mengirimi ketiga adiknya biaya sekolah, akhirnya Idor bisa membeli seperangkat baju badut. Kini, karakter Pokemon menjadi semacam maskotnya.

Dari Orang Biasa sampai Pengusaha Disapu Rata oleh Satres Narkoba

“Baju badut saya cuma satu, makanya setiap hari yang saya pakai baju badut Pokemon,” terangnya.

Baju itu dibelinya dari online. Bukan Idor yang membelinya, ia hanya titip kepada temannya yang punya ponsel dan minta dicarikan baju badut. Sementara sound systemnya ia membeli bekas. Untuk musiknya, Idor biasanya datang ke warnet minta diunduhkan lagu-lagu milik DJ terbaru dan menympannya di flashdisk.

Untuk membiayai ketiga adiknya sekolah, Idor bisa kapan saja pindah lokasi. Batam, Tanjungbalai Karimun, Pulau Bintan adalah tiga daerah yang selalu dikunjungi untuk menari dengan baju badutnya.

Pengusaha Ternama di Tanjungpinang Ditangkap karena Narkoba

“Di Batam paling cepat berkeringat. Baju sudah pasti basah, saya peras pakai lagi. Dari Nagoya ke Sekupang saya jalan kaki. dari Tanjungpiayu sampai Batuaji saya jalan kaki, saya tak mengeluh,” tutur Idor.

Sebelum menghabiskan tegukan kopi hitam di tenggorokannya, ia sempat berjabatan dengan dengan beberapa pengunjung kafe sambil minta didoakan agar diberi kesehatan. Kausnya masih basah, rambutnya masih basah, oleh keringat.

Namun kehidupan harus terus berlangsung, te show must go on. Di bawah temaram lampu jalan dan lampu ruko dengan beragam usaha, Pokemon berwarna kuning itu menarik sound system. Siang atau malam baginya sama. Sama-sama untuk mencari uang agar ketiga adiknya bisa sekolah. ***

Loading...