“Dimakan” Anyau, Belasan Warga Bergelimpangan di Jalan di Senggarang

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Anyau. Itu sebutan untuk lumpur halus dan licin yang dihasilkan dari aktivitas penambangan bauksit. Anyau itu, sejak kemarin menggenangi jalan aspal di Senggarang. Setelah hujan deras turun sejak Sabtu (6/10/2018) dan Minggu (7/10/2018).

Genangan anyau yang licin itu, pagi ini, Senin (8/10/2018) “memakan” korban belasan orang pengguna jalan raya yang melintasinya. Tak peduli apakah mereka berseragam pegawai negeri, pelajar SMP atau masyarakat umum.

Pegawai negeri yang siap berangkat kerja pun menjadi korban, terjatuh dan seragam kerja ditempeli warna lumpur. F-istimewa

Mereka bergelimpangan di jalan saat sepeda motor yang dikendarai tergelincir di jalan akibat anyau tersebut. Luka-luka sudah pasti. Bahkan ada yang dilarikan ke IGD RSUP Kepri. Hal ini disampaikan warga setempat yang disapa Ibuk Atun, menjawab suarasiber, Senin (8/10/2018).

“Tadi pagi ada 13 yang jatuh. Sekarang (sekitar pukul 08.37) sudah 18 orang. Ada yang dilarikan ke IGD juga,” katanya.

[irp posts=”11223″ name=”Warga Kawal Tewas Tertimpa Pohon”]

[irp posts=”11219″ name=”Mengharukan, Pertemuan Bocah 6 Tahun Korban Tsunami Palu dengan Orang Tuanya (Video Version)”]

[irp posts=”11215″ name=”Ketulusan Burhan Menangkarkan Tukik Buat Bangga Danlanal Tarempa”]

Ironisnya, kondisi tersebut sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Dan, tetap tanpa solusi permanen. Lebih ironis lagi, ada puluhan miliar rupiah dana penanganan pascatambang yang mengendap di bank pelat merah milik daerah.

Rudi Chua, anggota DPRD Kepri asal dapil Tanjungpinang yang masih punya konsistensi kepedulian kepada pemilihnya, mengaku sangat prihatin.

Pelajar pun kena imbas lumpur halus bekas tambang bauksit. Luka-luka di kakinya akibat terjatuh dari motor yang melintasi lumpur. F-istimewa

Berulangkali dia menyuarakan aspirasi warga setempat, berulangkali pula pekikannya ditelan ketidakpedulian para pengambil kebijakan di Pemko dan Pemprov. Meski begitu dia akan terus konsisten meneriakkan aspirasi warga setempat.

“Kondisi ini tidak pernah ada solusi dari dulu. Kasihan warga! Karena para pengusaha bauksit yang menambang kaya raya menikmati hartanya. Sementara warga menderita bertahun-tahun mendapat lumpur dihari hujan. Dan, debu di kala panas,” tukasnya dalam perbincangan dengan suarasiber.com melalui pesan WhatsApp. (mat)

Loading...