Lewat Sepatu dan Tas Batik, Pebisnis Online Ini Kenal Kepri

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Banyak cara untuk mengenal suatu daerah, salah satunya melalui bisnis online. Seperti pengakuan Adhianti Rina, seorang pebisnis online khusus sepatu dan tas handmade yang mengenal sejumlah wilayah di Kepri.

Dalam keterangannya ke suarasiber melalui WhatsApp, Selasa (25/9/2018) malam, mantan Buyer Zalora yang sekarang berdomisili di Bekasi ini awalnya kurang familiar dengan kabupaten atau kota di Kepri, selain Batam.

“Paling banyak pembeli dari Batam. Kalau Batam siapa yang tak kenal? Kemudian ada yang dari Tanjungpinang, Bintan, Natuna, Tanjungbalai Karimun, Anambas, saya pun menggali informasi tentang daerah daerah tersebut,” ujarnya.

Beberapa contoh model sepatu batik yang dijual Adhianti Rina, sudah sampai ke luar negeri. F-dokpri

Menurutnya, peminat sepatu dan tas batiknya di Kepri cukup menggeliat. Bahkan ada yang memintanya untuk ikut pameran di Batam. Untuk konsumen luar Indonesia, ia pernah mengirimkan ke Singapura, Malaysia dan Australia.

Sarjana sosial sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa tengah ini menjalankan usahanya melalui Facebook Adhianti Rina, Instagram adhiantirina serta Shopee adhianti.rina. Sepatu dan tas batik yang dijualnya merupakan buatan tangan (handmade).

Flatshoes atau sepatu berhak rendah berbahan batik tenun, kulit sapi yang dikombinasikan dengan denim, suede sintetis, kulit sintetis, canvas, goni dengan outsole berbahan anti slip rubber sole (tidak licin).

[irp posts=”876″ name=”Jualan Keripik Ubi, Omzet Ibu Elvi Rp10 Juta Sebulan”]

[irp posts=”3020″ name=”Bisnis Online, Dua Pelajar Tanjungpinang Ini Raup Ratusan Juta”]

[irp posts=”10146″ name=”Belajar Sendiri, Kreativitas Warga Jemaja Ini Patut Diacungi Jempol”]

“Setiap model atau item diproduksi dalam jumlah terbatas, mengingat keterbatasan kain batik atau tenun. Dan juga menjaga produk lebih ekslusif dan tidak pasaran,” ujarnya.

Selain flatshoes, juga ada platform, boots, wedges dan heels. Harganya tentu berbeda-beda. Untuk batiknya, sudah memakai batik atau tenun Garutan, Cirebon, Pekalongan, Lasem, Madura, Jogja, Solo, Jepara, NTB,NTT
, Bali, Songket Palembang dan lain-lain.

Sementara tas batiknya metrailnya batik tenun, dimensi 25 x 15 centimeter, inner suede, tali panjang kulit sapi 110 centimeter, handle kulit sapi. “Bisa dipakai sendiri atau cocok untuk gift,” imbuhnya.

Harga flatshoes berkisar Rp170 ribu – Rp190 ribu, model platform berkisar Rp.250 ribu, wedges dan heels berkisar Rp300 ribu Sedangkan tas batiknya antara Rp225 ribu hingga Rp900 ribu.

Untuk motif batiknya, terus dicari dari daerah ke daerah. F-dokpri

Dari awal hingga saat ini, sudah ribuan model yang dibuat. Meski kadang sama bentuknya, namun jenis batiknya berbeda.

Melihat kostumernya dari Kepri cukup banyak, ia berencana berkunjung ke Batam atau Tanjungpinang untuk menjajaki pembukaan outlet. Ia mendengar bahwa Tanjungpinang memiliki Batik Gonggong. “Siapa tahu motifnya bisa dijadikan bahan untuk sepatu atau tas,” tuturnya.

Adhianti Rina juga membuka kesempatan kepada warga Kepri yang ingin bekerja sama dengannya. (man)

Loading...