Ngopi Pagi Bersama Rektor UMRAH, Sebuah Penyegaran

Loading...

Sebagian Tanjungpinang hujan pagi itu, Rabu, 1 Agustus 2018. Sebuah pesan singkat masuk ke WhatsApp, alhamdulillah sebuah undangan untuk ngopi dan sarapan pagi. Di bawah air langit, roda kendaraan pun melaju menuju Kedai Kopi Papandaan, Bintan Centre.

Bintan Centre – Tanjungpinang

Tukang parkir cekatan menunjukkan tempat agar kendaraan takj mengganggu jalan. Meski memiliki halaman yang cukup luas, namun banyaknya kendaraan dan manusia yang lalu lalang, tetap saja menjadi sempit. Bintan Centre memang terlihat bernyawa siang hari. Dan malam hari pun tak pernah tidur.

Kedai Kopi Papandaan bukanlah kedai kopi yang ikut-ikutan bergaya kafe. Seperti trend zaman now. Di Tanjungpinang saja entah berapa banyak kafe bermunculan, rata-rata menyediakan kopi. Kopi memang menjadi piranti penting yang harus ada di Kota Gurindam ini.

Perbincangan hangat antara Rektor Umrah, Syafsir Akhlus dan suarasiber.com. f-man

Kedai Kopi Papandaan masih bergaya zaman old. Namun di sinilah janji kami bertemu. Bagi kami, undangan ngopi kali ini sangat spesial. Bukan karena pasti nikmat dalam suasana hujan pagi hari. Bukan karena makanan lain di kedai ini yang juga dikenal lezat rasanya.

Namun lebih ke orang yang mengundang kami. Syafsir Akhlus, Rektor Univesitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kepri, yang ada di Tanjungpinang.

Sebelum dilantik sebagai Rektor UMRAH oleh Mendikbud RI, yang kala itu (2014) dijabat M Nuh, orang hanya tahu lelaki kelahiran Tanjunguban, Kepri ini sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di Konsulat Jendral Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Perancis.

Bayangan yang ada dalam benak ialah, ngopi pagi sambil berbincang A sampai Z soal UMRAH. Atau soal teknik, karena dari jejak pendidikannya memang orang teknik. SD dan SMP di Tanjunguban, Kepri; Syafsir melanjutkan SMA di SMAN 1 Tanjungpinang, Kepri; tahun 1979 – 1985 menyelesaikan kuliah di Universitas Andalas, Padang sebagai Sarjana Kimia (Drs); tahun 1988 mendapatkan gelar MSc-nya di ITB, Bandung; dan tahun 1994 – 1998 kuliah di Ecole Nationale Superieure des Industries Chimiques (ENSIC), Institut National Polytechnique de Lorraine (INPL), Docteur specialite Genie des Procedes untuk mendapatkan gelar Dr.

Ternyata Syafsir juga menyenangkan sebagai teman bicara untuk hal-hal lain. Soal UMRAH memang disinggungnya. Ia optimis mahasiswa di sini akan mampu menjawab tantangan zaman. Dan teknologilah yang akan menemani mereka. Salah satu hal yang mungkin tidak disadari banyak orang ialah kartu mahasiswa dan pegawai di UMRAH.

“Sebenarnya tinggal scan, akan keluar semua data diri yang bersangkutan. Tak perlu nanti repot repot,” ujarnya.

Lalu ia menunjukkan contoh, kartu pegawainya yang saat itu ikut ngopi diletakkan di atas meja. Syafsir menyalakan aplikasi pemindai di smartphone androidnya, dalam hitungan detik segala informasi yang dibenamkan di chip kartu itu pindah ke layar ponsel.

“Ini saya ciptakan bersama anak-anak UMRAH. Mereka bisa dengan bimbingan dan arahan,” katanya.

Rektor yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Pusat Penelitian Komputer dan Sistem Informasi, Lembaga Penelitian ITS dan Pembantu Dekan Bidang Akademik FMIPA ITS, Surabaya ini juga menyukai hal hal yang sederhana.

Ia senang menceritakan bagaimana prinsip hidupnya. Syafsir menyebutkan, kualitas manusia bukan dilihat pada saat bagaimana ia bekerja, sibuk di jam kerja. Melainkan pada saat manusia menggunakan waktu luangnya.

Menggunakan waktu luang yang dimiliki seseorang akan menunjukkan bagaimana sebenarnya kualitas hidupnya. Dan tentu saja jawabannya akan beragam. “Silahkan dinilai sendiri, seperti apa menggunakan waktu luang kita,” tutur Syafsir.

Salah satu teknologi yang dilakukan Sang Rektor, kartu mahasiswa dan pegawai UMRAH yang sudah dilengkapi chips sehingga memudahkan mengunduh informasi di dalamnya. f-man

Menjalani hidup bagi Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Baru (FP PTNB) yang beranggotakan 35 perguruan tinggi ini, pekerjaan harus dilakukan dengan rencana. Jika pekerjaan A sudah rampung, lanjutkan ke B dan serikutnya.

Saat ini, kata Syafsir, manusia mau tak mau harus menerima kemajuan teknologi. Ia lantas menjelaskan bagaimana revolusi revolusi industri terus bergulir, hingga tak ada lagi rahasia.

“Sekarang sudah lazim social engineering atau rekayasa sosial. Teknologi bisa mengarahkan atau menimbulkan opini. Data teknologi kini menggunakan bid data, beli sesuatu akan terekam. Nah kejahatan nanti muncul di situ,” urai Syafsir yang juga masih aktif sebagai Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Wilayah Barat (BKS PTN Barat) beranggotakan 32 perguruan tinggi; Wakil Sekjen Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) beranggotakan 126 perguruan tinggi dan juga Anggota Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (FRI) yang beranggotakan 4.000 perguruan tinggi ini.

Syafsir adalah sumber banyak hal. Dan ia bisa beralih satu tema ke tema lain dengan cepat. Sampai ke hal yang lucu, seperti bagaimana ia menyalakan televisi sepanjang waktu.

Informasi tentu penting bagi Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi Kepulauan Riau ini. Justru karena ia haus informasi, tidak semua berita koran atau portal dibacanya. Ia hanya membaca artikel atau berita yang benar-benar dibutuhkan.

Dan masih banyak lagi yang kami pelajari dari Rektor UMRAH ini. Hingga saat ia minta diri untuk bekerja, hari masih hujan. Namun otak kami terasa segar, semoga kami ketularan pintar.  (man/mat)

Loading...