Sensasi Terbang dengan Pesawat yang Pecah Ban

Loading...
TANJUNGPINANG (suarasiber) -Judul tulisan itu bukan untuk mencari sensasi. Tapi kondisi apa adanya yang dirasakan pengusaha Kepri, Ady Indra Pawennari, Senin (30/7/2018).

Saat itu Ady yang dikenal sebagai pionir lahan persawahan di Lingga sedang dalam perjalanan dari Makasar ke Jakarta. Ady menggunakan pesawat Sriwijaya Air.

“Saat take off di Makasar saya merasa ada sesuatu di ban pesawat. Tak banyak penumpang yang merasakannya. Apalagi, pilot memang tidak boleh menyampaikan hal itu. Karena bisa membuat panik penumpang,” kata Ady Indra Pawennari menjawab suarasiber.com, Selasa (31/7/2018).

Para penumpang turun dari Sriwijaya Air di Bandara Soetta usai terbang dari Makassar. f – adi indra pawennari

Feeling Ady, bahwa ada masalah di ban terbukti saat akan mendarat di Bandara Soetta, Jakarta. Setelah melihat pasukan pemadam kebakaran dan ambulans bersiap di sekitar landasan pacu Bandara.

Juga terlihat mobil yang membawa ban pengganti pesawat yang rusak.

“Sukur Alhamdulillah. Meski terasa bergoyang-goyang tapi pilot berhasil mendaratkan pesawat dengan sempurna,” jelas Ady.

Sensasi terbang dengan pesawat yang pecah ban itu diceritakan di laman FaceBook-nya. Ady melengkapi kisahnya dengan beberapa foto seperti yang ada di suarasiber.com ini.

Seperti apa rasanya sensasi itu, berikut ini kisah Ady Pawennari, sebagaimana yang diceritakannya di laman FaceBook miliknya:

Usai mengikuti jalan sehat bersama Presiden Jokowi dan Rakernas Sahabat Rakyat Indonesia (SRI) di Makassar, Minggu (29/7/2018), keesokan harinya, para delegasi SRI dari seluruh Indonesia mulai meninggalkan Makassar. Sy bersama 3 orang delegasi Kepulauan Riau kebagian jadwal penerbangan Sriwijaya Air, Senin (30/7/2018) jam 14.30 WITA dengan rute Makassar – Jakarta – Tanjungpinang.

Rupanya, pesawat delay 30 menit. Jadilah sy dan rombongan terbang dgn Flight SJ 958 tepat pukul 15.00 WITA. Tak ada firasat apapun sesaat sebelum menaiki pesawat tersebut. Semuanya biasa-biasa saja. Bahkan, kami bertiga masih sempat berfoto ria di ruang tunggu dan mengirim salah satunya ke WA Group SRI.

Namun, kejadian aneh terjadi saat pesawat ancang-ancang akan terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin menuju Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Badan pesawat bergetar hebat. Ternyata, pesawat mengalami pecah ban.

Tapi, hebatnya sang pilot memutuskan tetap terbang. Tentu saja, mungkin dgn segala pertimbangan. Andai saja pilot memutuskan tdk terbang dlm kondisi kecepatan tinggi, bisa jadi pesawat akan terjerembab di ujung landasan. Akibatnya, dpt dibayangkan pasti cukup fatal.

Hebatnya lgi, dlm penerbangan selama 2 jam dari Makassar – Jakarta, semuanya berjalan biasa-biasa saja. Tak ada gaduh dan ketegangan di dlm pesawat. Mungkin krn sebagian besar penumpang tdk mengetahui apa sesungguhnya yg terjadi. Sebab tdk ada pemberitahuan dari crew pesawat.

Hanya sebagian kecil penumpang yg tahu kalau ban pesawat bermasalah. Sesaat setelah take off, sy bicara dgn seorang penumpang tujuan Pontianak yg duduk di sebelah sy, bhw ban pesawat ini ada masalah.

Benar saja, begitu akan mendarat di Bandara Soekarno Hatta, sejumlah petugas dan mobil pemadam kebakaran sdh menyambut di pinggir runway utk mengantisipasi kemungkinan terburuk yg akan terjadi.

Petugas pemadam kebakaran Bandara Soetta bersiaga di Bandara Soetta. f – adi indra pawennari

Hebatnya lgi, pilot mampu mendaratkan pesawatnya dgn sempurna, meski getaran dan sedikit oleng terasa kembali seperti saat akan take off. Lagi-lagi penumpang blm mengetahui kejadian yg sebenarnya.

Begitu pesawat sdh berhenti, sejumlah penumpang bergegas berdiri akan mengambil barang bawaan di dlm kabin. Barulah crew pesawat memberitahukan kpd seluruh penumpang utk tetap duduk tenang krn kita sedang menunggu mobil bus jemputan.

Rupanya, petugas sdg melakukan pemeriksaan fisik pesawat dan pintu blm dibolehkan dibuka. Tak lama kemudian, sebuah mobil pick up datang membawa ban pesawat. Disitulah baru heboh, ternyata ban pesawat sdg bermasalah. Hampir 45 menit penumpang terkurung di dlm pesawat menunggu selesainya pemeriksaan dan persiapan evakuasi.

Atas insiden ini, sy dan rombongan gagal terbang melanjutkan perjalanan dari Jakarta menuju Tanjungpinang. Pihak Sriwijaya Air menawarkan penginapan dan penerbangan gratis, tapi harus terbang dgn pesawat Sriwijaya pada pukul 17.30 WIB. Bila tetap ingin terbang pada pagi hari dgn pesawat dari maskapai yg lain, maka penginapan tak ditanggung.

Buat sy, tak ada masalah. Karena musibah bukanlah sesuatu yg kita kehendaki. Tapi, musibah adalah rahasia Allah SWT. Jika Ia sdh berkehendak, sehebat apapun kita, semua akan terjadi di luar kendali. Begitu jg sebaliknya.

Puji dan syukur Alhamdulillah kami panjatkan. Hanya kepada-Mu-lah kami berserah diri……… (mat)

Loading...