Tiga Hewan Ini Biang Kerok Padamnya PLN

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Selain gangguan mesin, dan patahan ranting yang jatuh di atas jaringan kabel listrik, penyebab padamnya aliran listrik di Pulau Bintan dan Tanjungpinang, adalah hewan. Ada tiga jenis hewan yang kerap “memadamkan” aliran listrik, yaitu monyet, ular dan burung.

Ketiga jenis binatang ini acap membuat biarpet aliran listrik. Tidak sulit untuk mengetahui aksi ketiganya yang bikin listrik padam. Cukup dengan melihat adanya monyet yang gosong di jaringan kabel listrik. Sedangkan bangkai ular yang hangus dan burung yang mati tegang bisa dilihat di bawah jaringan kabel listrik.

Untuk mengatasi aksi monyet dan ular itu, tentu tidak mungkin dibuat tulisan dilarang memanjat tiang listrik serta merayapi jaringan kabel. Begitu juga dengan burung, tidak mungkin dibuat tulisan dilarang mendarat di jaringan kabel listrik.

Manajemen PLN di Tanjungpinang punya jurus pamungkas untuk membuat ketiga jenis binatang ini kapok. Sekaligus untuk menyelamatkan nyawa mereka, dan juga tidak dikomplain organisasi penyayang hewan he he he.

“Kami sudah pasang penghalang binatang di tempat-tempat yang rawan,” kata Manajer PLN Area Tanjungpinang, Fauzan dalam perbincangan dengan redaksi suarasiber.com, kemarin.

Penghalang itu berupa pemasangan semacam “barikade berduri” di titik yang diduga sering digunakan monyet memanjat atau dirayapi jenis ular tertentu yang suka naik ke tiang listrik, dan di kabel penyangga tiang.

Panjang “barikade berduri” itu sekitar dua meteran, dan ditempelkan di kabel penyangga tiang serta di tiang listrik. Menariknya, setelah dipasang barikade untuk monyet, dan ular itu disemprot dengan cat warna merah. Apakah itu berarti monyet dan ular takut warna merah? Ha ha ha. Tentu saja tidak!

“Sebenarnya warna itu agar dia aware aja di depan ada ranjau,” jawab Fauzan.

“Untuk lokasi yang rawan burung kita pasangi isolator,” imbuhnya.

Itu menjadi salah satu upaya manajemen PLN untuk menciptakan listrik yang andal di Pulau Bintan. Terkoneksinya jaringan listrik Batam – Bintan membuat ketersediaan pasokan listrik aman.

Beda jauh kondisinya saat Tanjungpinang dan Bintan masih menggunakan pembangkit listrik sendiri dengan menggunakan mesin bertenaga disel.

Itu kondisi zaman old sekitar 10 tahun yang lalu saat beban puncak baru sekitar 30-an MW. Walaupun beban puncak baru sekitar 30-an MW akan tetapi pemadaman listrik nyaris sama seperti makan obat, 3 X sehari. Bahkan lebih.

Beda zaman old, beda zaman now. Kini tantangannya bukan lagi ketersediaan daya, tapi gangguan alam juga gangguan ketiga jenis hewan tersebut. Termasuk, kesadaran masyarakat pemilik pepohonan yang tingginya sudah melebihi tinggi jaringan listrik.

Menjawab pertanyaan apakah mungkin diperlukan Peraturan Daerah (Perda), untuk memaksa pemilik pohon tinggi bersedia dipangkas tingginya? Fauzan menjawabnya dengan tersenyum. Apakah ada pembaca yang sepakat untuk memangkas pepohonan di bawah tiang listrik perlu Perda? (mat)

Loading...