Salut, Buruh Ini Peringati May Day dengan Tanam Bakau

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Peringatan Hari Buruh Sedunia (may Day), 1 Mei 2018 diperingati dengan cara berbeda oleh buruh di Bintan. Mereka melakukan penanaman pohon bakau atau mangrove. Sebagian besar memang berunjuk rasa di tempat berbeda, namun semuanya terkoordinir dengan apik.

Buruh yang memilih menanam bakau ialah mereka yang tergabung dalam PUK FSP Par KSPSi Bintan, PT Ria Bintan, bersama Pemkab dan PT BRC Lagoi. Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Tenaga Kerja (Naker) Bintan Hasfarizal Handra.

Sejumlah anggota polisi tampak berjaga-jaga. Penanaman bakau dilakukan di sekitar pantai kawasan Pelabuhan Bandar Bentan Telani (BBT) Lagoi. Ada ratusan bibit pohon bakau yang ditanam.

“Dengan semangat Hari Buruh Sedunia ini, mari kita jadikan momen untuk menciptakan pekerja yang cerdas, kreatif dan inovatif, serta ikut melestarikan lingkungan hidup,” kata Widya Santoso, Ketua PUK FSP Par KSPSi Bintan PT Ria Bintan, di sela penanaman bakau.

Selain Hasfarizal, turut hadir GGM PT BRC Abdul Wahab dan manajemen PT Ria Bintan, sejumlah pimpinan perusahaan dan instansi terkait lainnya.

Widya menambahkan, pihaknya mendukung DPR RI untuk merevisi Perpres nomor 20/2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA). “Kami menolak adanya TKA yang hanya memiliki skill buruh kasar. Karena, pekerja lokal juga banyak yang bisa jadi buruh kasar,” jelasnya.

Widya mengatakan, pihaknya berharap, TKA yang ada di Bintan bisa mentransformasi ilmu. Tapi, TKA yang ada ini harus mengerti dengan budaya Indonesia, yang beretika dan sopan santun. TKA harus menyesuaikan dengan budaya Melayu di Bintan.

“Kemudian, berharap agar perusahaan juga memberikan kebebasan berserikat bagi pekerja. Jangan ada intimidasi terhadap serikat pekerja. Kami bangga, pihak BRC bisa menjadi bapak angkat bagi serikat pekerja, dalam melaksanakan aksi penanaman bakau ini,” tambahnya.

Sementara itu, kumpulan massa buruh juga terjadi di Pantai Sekerah. Ribuan buruh melakukan orasi sekaligus family gathering yang diselingi pembagian hadiah. Usai ikut menanam bakau, Kepala DPMPTSP dan Naker Bintan Hasfarizal Handra juga hadir di sini.

Andi Sihaloho, Perwakilan Konsulat FSPMI Bintan mengharapkan, pemerintah bertindak tegas terhadap isu TKA unskill, yang selama ini marak di Indonesia. Termasuk Bintan, pengawasan harus dilakukan agar pekerja lokal dapat terserap dengan baik.

“Kami menolak TKA unskill bekerja di sini. Karena kan masih banyak tenaga kerja kita yang mampu untuk posisi tersebut. Apalagi dalam satu perusahaan mempekerjakan TKA lebih banyak dari tenaga kerja lokalnya,” sebutnya.

Mengenai pendapatan daerah yang berasal dari perizinan TKA, buruh meminta harus disalurkan kembali kepada pekerja, atau angkatan kerja di Kabupaten Bintan. Hal ini agar tenaga kerja lokal semakin terampil bila diberikan pelatihan atau sertifikasi tertentu.

Di depan ribuan buruh, Hasfarizal Handra menyampaikan, isu TKA sebagaimana yang diperdebatkan pada Peraturan Presiden (Perpres) nomor 20/2018, jangan menjadi perdebatan panjang. Karena dalam Perpres tersebut diatur kemudahan perizinan untuk TKA, bukan kemudahan TKA unskill bekerja di Indonesia. Jadi yang memenuhi syarat dan itu dipermudah untuk membantu investasi.

Pihaknya juga meminta kepada pihak provinsi untuk turun bersama melakukan pengawasan di lapangan. Meski hingga saat ini di Bintan belum ada ditemukan yang bermasalah. Sedangkan mengenai UMK dari Peraturan Pemerintah (PP) 78/2015, masih menjadi tuntutan buruh.

“Namun, kami pastikan, kenaikan tersebut merupakan solusi antara buruh dan pengusaha. Harus juga kami carikan jalan yang menguntungkan kedua belah pihak,” jelasnya.(mat)

Loading...